Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 16 Agustus 2014

BAB 1


SIMPLISIA DARI PHYCOPHYTA, MYOPHYTA
DAN MYCOPHYTA

1.
Agar
3.
Secale cornutum
2.
Saccharomyces Siccum
4.
Usnea thallus


1.   AGAR

Nama lain
:
Agar – agar, Gelosa, Vegetable gelatin.
Tanaman asal
:
Gelidium cartilagenium  (L)*
Gracilaria confervoides  (L)**
Sejenis ganggang merah***
Keluarga
:
*     Gelidiaceae
**   Sphaerococcaceae
*** Kelas : Rhodophyceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Garam kalsium dari gelosa, yaitu hidrat arang kompleks yang tersusun dari rangkaian galaktosa dimana molekul yang terakhir berikatan dengan asam sulfat, iodium
Persyaratan kadar
:
20 – 100 bagian per juta
Penggunaan
:
Karena mampu mengisap dan mengikat air, sehingga dalam usus berfungsi sebagai pelumas dan penambah isi usus, maka banyak dipakai pada pengobatan sembelit yang kronis. Juga sebagai bahan penolong pada berbagai sediaan obat.
Pemerian
:
Umumnya berupa berkas potongan – potongan memanjang yang tipis seperti selaput dan berlekatan atau berbentuk keping, serpih / butiran, abu – abu kekuningan sampai kuning pucat atau tidak berwarna, tidak berbau atau berbau lemah, rasa berlendir, jika lembab liat, jika kering rapuh.
Bagian yang
Digunakan
:
Koloidal hidrofil yang kering yang diperoleh dari penyarian.
Cara panen
:
Cara California :
Ganggang direndam air, dibersihkan dari pasir dan kotoran lainnya, direbus dengan tekanan, disaring selagi masih panas, sari dimasukkan ke dalam tabung – tabung pendingin, gudir yang terjadi digerus, dibekukan dan dipisahkan dari air dinginnya secara disaring hampa berputar, pengeringan selanjutnya dilakukan dengan mengalirkan udara panas.

Cara Jepang :
Ganggang yang dipelihara di dekat pantai dikeringkan,dipukul – pukul untuk memisahkan pasir, kerang dan kotoran lainnya, berganti – ganti dicuci dan dijemur sampai pucat warnanya, kemudian disari agarnya

Cara Australia :
Ganggang dibersihkan dari pasir dan dikelantang, direbus pada suhu 94– 98o selama 2 – 4 jam sebagai larutan 4% dan pH dibuat  5 - 6, bagian – bagian yang padat dipisahkan secara pemusingan dan cairan yang telah jernih dicuci dengan norit, dikentalkan, didiamkan,  kotoran – kotoran organik dibilas dengan aliran air dan dikeringkan pada suhu 40o – 50o.
Jenis – jenis
:
Agar Sailan, dibuat dari Gracilaria lichenoides(Graville)
Agar Makasar, dibuat dari Eucheuma spinosum(Ag) tercampur dengan garam dapur.
Agar Amerika, agar pantai di Pasifik diperoleh dari ganggang Gelidium cartilagenium,Gelidium amansiiAnhfeltia plicata.
Agar Pantai Atlantik, diperoleh dari Gracilaria confervoidesHypnea muciformis dan ganggang merah lainnya.
Agar Jepang, dibuat dengan nama Japanese Isinglass, diperoleh dari Gelidium cartilagenium, dan Gloiopeltis tenax.
Agar Australia, dari Gracilaria confervoidesdan Sphaerococcus compressus (Ag).
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.




2. SACCHAROMYCES SICCUM

Nama lain
:
Ragi kering, Dry yeast
Tanaman asal
:
Saccharomyces cerevisiae (Meyen) atauCandida utilis (Hannegeng)
Keluarga
:
Ascomycetes
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Vitamin dan putih telur.
Penggunaan
:
Sumber vitamin B komplek dan zat putih telur.
Bagian yang
Digunakan
:
Ragi yang diperoleh dari biakan pilihan.
Cara panen
:
Ragi yang berasal dari pabrik bir disebut ragi bir kering, dan apabila telah dihilangkan rasa pahitnya disebut ragi bir kering tidak pahit.
Ragi yang berasal dari kultur dengan media yang serasi disebut ragi utama kering.
Keterangan
:
10 gram ragi setara dengan 35 kalori;  4,6 gram protein nabati;  0,2 gram lemak;   3,7 gram hidrat arang;  11 mg kalsium;  189 mg fosfor anorganik dan 1,8 mg besi.








3. SECALE CORNUTUM

Nama lain
:
Sekale kornutum, Gandum Induk, Mother of Rye, Ergot, Horn Seed.
Tanaman asal
:
Claviseps purpurea *, Secale cereale **
Keluarga
:
Hypocreaceae *, Poaceae **
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
v    Alkaloida, terbagi 3 golongan:
1.  Ergotamina  (ergotamina, ergotaminina, ergosinina).
2.  Ergotoksina (ergokristina, ergokriptina, ergokornina, ergokristinina, ergo-kriptinina, ergokomina).
3.  Ergobasina, (ergobasina / ergonivina, ergobasinina, ergonovinina.

v    Tiramina, histamina, ergotionina dan glikokolbetaina.

v    Lemak terdiri dari trioleinat, trioksileinat dan fitosterin, lesitin, ergosterin, asam sfaselin, manit, trehalosa dan mineral utama asam fosfat.
Persyaratan kadar
:
v    Kadar alkaloida jumlah dihitung sebagai ergotoksina tidak kurang          dari 0,2%;
v    Kadar alkaloida yang larut dalam          air dihitung sebagai ergometrina  (ergonovina)  tidak kurang dari 0,03%.
Penggunaan
:
Semua alkaloida – alkaloida ini menyebabkan kontraksi otot polos terutama otot uterus. Jika dosis lebih besar maka juga menguncupkan otot saluran kemih, usus dan pembuluh darah
Pemerian
:
Bau dan rasa tidak enak
Bagian yang
Digunakan
:
Sklerotium dari Claviseps purpurea yang tumbuh dalam buah Secale cereale
Sediaan
:
1.     Ergometrini maleas ( FI ) untuk :
-     Ergometrini Compressi (F.N)
-     Ergometrini Injectio (F.N)


2.     Ergotamini Tartras ( FI ) untuk :
-     Ergotamini Injectio (F.N)
-     Ergotamini Compressi (F.N)
-     Ergotamini Solutio (F.N)
-     Coffeini Ergotamini Pulveres (F.N)

3.     Secalis Cornuti Pulvis (FI)
4.    Secalis Cornuti Extractum (FI), untuk Secalis Guttae (F.N)
5.     Secalis Cornuti Tinctura (FI)
Penyimpanan
:
Dalam keadaan utuh ditempat sejuk dan kering.




4.  USNEA THALLUS

Nama lain
:
Kayu angin, Linchen Dasypogus
Tanaman asal
:
Usnea misaminensis (Vain) Not, Usneadasypoga (Acharius) atau Usnea sp.
Keluarga
:
Usneaceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Asam urat, zat pahit, hidrat arang
Penggunaan
:
Astringen, obat sakit perut, anti septik
Pemerian
:
Bau lemah, rasa pahit
Bagian yang
Digunakan
:
Seluruh thallus, berbentuk benang, pada umumnya bulat memanjang, bercabang – cabang berwarna abu – abu sampai biru kehijauan pucat.





BAB II
GETAH,DAMAR, & MALAM

1.      Balsamum peruvianum
2.      Balsamum tolutanum
3.      Benzoinum
4.      Chrysarobinum
5.      Gommi acaciae
6.      Gommi arabici desenzimatum
7.      Myrrha
8.      Opium
9.      Papainum
10.  Tragacantha


1.      BALSAMUM  PERUVIANUM

Nama lain
:
Balsam  Peru
Tanaman asal
:
Myroxylon pereirae ( Royle )
Keluarga
:
Papilionaceae
Zat berkhasiat
utama & Persyaratan kadar
:
50 % - 60 %  sinamein (campuran benzil bensoat dan bensilsinamat),  20 – 30 % damar.  Asam benzoat, asam sinamat, vanillin dan peruvinol (= nerolidol).
Penggunaan
:
Obat gudik, obat luka, obat wasir dan obat batuk. 
Sediaan
:
Peruviani unguentum (F.N)
Balsamum papillare (FOI).
Pemerian
:
Cairan kental tidak lengket, bebas dari serat warna coklat tua, lapisan tipis transparan berwarna ciklat kemerahan, bau khas, enak, rasa pahit dan getir, bau aromatik khas menyerupai vanilin.
Bagian yang
digunakan
:
Eksudat kental yang diperoleh dari batang yang telah dihanguskan dan dilukai.
Waktu & cara panen
:
Mulai umur  5 tahun  sampai  30 tahun atau  lebih dapat diambil balsemnya.  Pada permulaan bulan November / Desember batang dipukul - pukul(tanpa menge-lupaskan kulitnya pada sekeliling-nya dengan meninggalkan sisa yang utuh.
Kulit yang dipukul-pukul itu akan retak atau digoreskan irisan – irisan padanya.  Setelah 5 – 6 hari, kulit yang rusak itu dibakar dan seminggu kemudian kulit itupun lepaslah/dikelupas. 
Dari    kayunya keluar cairan ditampung dengan secarik kain yang ditutupkan pda luka jika kain sudah penuh dengan balsem lalu dicelupkan ke dalam air mendidih, balsam yang lebih berat akan    mengendap dan dipisahkan.
Aliran balsam yang kedua timbul 7 – 10 hari kemudian, ini dikumpulkan seperti di atas.
Setelah itu luka diserut dan keluarlah aliran balsam yang ketiga.  Kulit yang rusak itu akan sembuh dalam jangka   waktu 2 tahun setelah itu dapat diperlakukan seperti semula.


Ketiga macam balsam yang keluar itu berturut-turut disebut :
-         Tagauzonte.
-         Balsamo de trapo
-         Balsamo de contaripique
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik


2.  BALSAMUM  TOLUTANUM

Nama lain
:
Balsam Tolu
Tanaman asal
:
Myroxylun  balsamum ( L )
Keluarga
:
Papilionaceae
Zat berkhasiat
utama / persyaratan kadar
:
Campuran zat-zat serupa damar, terdiri dari asam sinamat, asam benzoat serta ester dari kedua asam ini; damar sebanyak 75 – 80%; alkohol dari ester tersebut adalah toluresinotanol; asam-asam aromatik sebanyak 36%; asam sinamat bebas 12% dan asam benzoat bebas 8%; minyak atsiri yang amat aromatik sebanyak  1,5 – 3% dan terdiri atas bensil benzoat, bensilsinamat,    filandren dan farnesol.
Penggunaan
:
Obat batuk dan fiksatif.
Pemerian
:
Bau aromatik mirip buah vanilin rasa aromatik, jika dihangatkan dan ditekan diantara 2 lempeng kaca dan diperiksa dengan kaca pembesar, tampak hablur asam sinamat.
Bagian yang
digunakan
:
Balsam yang diperoleh dengan penorehan batang.
Cara panen
:
Dibuat irisan-irisan berbentuk huruf V yang sedemikian dalam sampai mengenai kayunya.  Cairan yang keluar ditampung dalam cawan-cawan kecil. Isi cawan dikumpulkan kedalam kantong –   kantong yang ditaruh di atas punggung keledai.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.
 3.  BENZOINUM / BENZOE

Nama lain
:
Kemenyan Sumatra
Tanaman asal
:
Styrax benzoin (Dryand), 
Styrax paralleloneurus (Perkins)
Keluarga
:
Styracaceae
Zat berkhasiat
utama / Persyaratan kadar
:
Lubanolbenzoat (=koniferilbenzoat),
1 – bensoresinol (=sumare Sinol), vanilin, stirol, benzaldehida, bensil -sinamat, fenil-propil Sinamat.
Penggunaan
:
Bahan pengawet (mencegah tengik) obat batuk, tinctur untuk antiseptikum.
Pemerian
:
Massa keras, rapuh, tersusun atas butiran
agak putik yang terbenam dalam massa bening berwarna coklat beabuan hingga    coklat kemerahan, bau khas enak, rasa agak getir.
Bagian yang
digunakan
:
Damar balsamik yang diperoleh dengan penorehan batang.
Cara panen
:
Kemenyan ini keluar akibat patologis (pada tanaman sendiri tiada saluran damar).  Setelah pohon mencapai umur 6 tahun dibuat luka dekat asal cabang yang terendah.
Cairan yang pertama keluar adalah yang terbersih, menghasilkan kemenyan yang paling putih, dan bau yang paling enak.   Pembuatan luka dapat diulangi tiap tahun.
Sediaan
:
Benzoes Tinctura         
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik


4. CHRYSAROBINUM

Nama lain
:
Krisarobin
Tanaman asal
:
Andira Aroraba ( Aquiar )
Keluarga
:
Papilionaceae
Isi / Syaratan kadar
:
70% Krisarobin yaitu hasil reduksi dari asam krisofanat (=Metil dioksi antrakinon)
Penggunaan
:
Obat psoriasis,  obat trikhofitosis.
Pemerian
:
Serbuk hablur renik ringan, warna kuning atau coklat kekuningan, tidak berbau, tidak berasa.
Bagian yang
digunakan
:
Campuran zat yang diperoleh dengan penyarian araroba yang terdapat dalam rongga batang. Tepung araroba ini disebut juga tepung goa.
Sediaan
:
Chrysarobini unguentum (Form.nas)

5. GUMMI  ACACIAE

Nama lain
:
Gom Arab, Acacia, Gummi Mimosae
Tanaman asal
:
Species Acacia antara lain Acacia Senegal (Wild)
Keluarga
:
Papilionaceae
Zat berkhasiat
utama / Persyaratan kadar
:
Arabin, yaitu garam kalium, kalsium dan magnesium dari asam arabinat yang tersusun atas arabinosa, ramnosa, galaktosa dan asam aldobionat; enzim dari tipe oksidase.
Penggunaan
:
Bahan penolong pada pembuatan sediaan obat misalnya suspensi, emulsa, trokisi, basila, pil dan tablet.
Pemerian
:
Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir.
Bagian yang
digunakan
:
Eksudat gom kering yang diperoleh dari batang dan dahan.
Cara panen
:
Gom Arab keluar sendiri dari retakan-retakan kulit batang dan mengeras di udara. Tanaman yang telah berumur 6 tahun mulai dapat diambil gomnya. Untuk memper-banyak produksi kadang-kadang kulit batang diiris-iris (dibuat luka).
Jenis - jenis
:
1.  Gom Arab atau gom kordofan : mutu -nya terbaik. Dikumpulkan di kordofon Propinsi Sudan. Ada dua kwalitas yaitu :
·     Bleached gum berupa butir-butir bulat telur atau potongan bersudut-sudut, putih atau agak kuning luarnya retak-retak.       
·     Natural  gum  yang  lebih tembus cahaya dan retak-retaknya tidak sedemikian banyak, warna lebih kuning atau berwarna merah jambu.
Gom senegal (Gom Afrika Barat), berasal dari Senegal, daya rekatnya bagus, maka banyak dipakai dalam industri. Umumnya berupa butir-butir jorong atau bulat dan utuh, atau berupa potongan-potongan bentuk bumbung yang lurus  atau terpilin, jenis yang terbaik berwarna agak putih (tidak berwarna), tetapi umumnya tampak kekuningan, kemerahan atau merah coklat.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Keterangan
:
Lima abad sebelum masehi, oleh  Herodotus sudah ditulis tentang pemakaian gom Arab oleh orang Mesir purba untuk dipakai sebagai perekat.    Hipporates  pada  tulisan - tulisannya  antara  450 - 350  sebelum Masehi menyebabkan penggunaan gom arab sebagai bahan obat.

6.GUMMI ARABICI DESENZYMATUM

Nama lain
:
Gom Arab bebas enzim
Tanaman asal
:
Species Acacia antara lain Acacia Senegal(Wild.)
Keluarga
:
Papilionaceae
Zat berkhasiat
utama / Persyaratan kadar
:
Sama seperti gom Arab hanya tanpa enzim oksida
Penggunaan
:
Zat tambahan
Pemerian
:
Lempeng tipis, hampir tidak berbau, rawa tawar seperti lendir.
Pembuatan
:
Bagian gom arab dicampur dengan 1,5 bagian air, campuran dipanaskan dalam aliran uap air selama 1 jam atau dalam uap air bersuhu 107oselama 30 menit. Campuran diratakan sebagai lapisan-lapisan tipis pada lempeng kaca, kemudian dikeringkan.


7. M Y R R H A

Nama lain
:
Mira
Tanaman asal
:
Species Commiphora  antara lain Commiphora  molmol.
Keluarga
:
Burseraceae.
Zat berkhasiat
utama / Persyarat kadar
:
40 – 70 % gom ( galokto – siloaraban ),  25 – 45 % damar yang berisi fenol-fenol            (Heraboresam,  herabomirol, mirolol).     Asam-asam damar 3 – 10 %, minyak atsiri (mirol dan mirenol) berisi pinen, limonen, herabolen, egenol, kresol, sinamilaldehid dan kuminaldehid; mineral, zat pahit, asam semut, asam cuka dan asam mirol.
Penggunaan
:
Untuk pembuatan dupa dan parfum.    Tinctura mira untuk obat kumur.
Pemerian
:
Bau aromatik enak, rasa pahit dan getir. Jika digerus dengan air, terbentuk emulsa berwarna kuning.
Bagian yang
digunakan
:
Damar gom minyak yang diperoleh dari batang.
Cara panen
:
Batang-batang dilukai kulitnya, kulit ini berisi kelenjar schisogen yang mengandung damar (harsa) warna putih kekuningan.
Pada pengeringan warna berubah menjadi coklat kekuningan sampai coklat kemerahan. Ada pula yang keluar sendiri dari retakan-retakan kulit batang.
Jenis - jenis
:
Mira Somali (Mulmul) diperoleh dari C.Molmol.
Mira Arab diperoleh C. abyssinica. Mira arab tidak searomatik  Mira Somali.
Sediaan
:
Tinctur myrrhae (FI) untuk  Colutorium adstringens (Form.nas)
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik

8. O P I U M

Nama lain
:
Opium mentah, candu, Thebaicum, Meconium
Tanaman asal
:
Papaver Somniferum (L).
Keluarga
:
Papaveraceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Alkaloida-alkaloida morfina, narkotina, kodeina,tebain .papaverina dan narseina.    Alkaloida-alkaloida ini terikat apada asam sulfat, asam laktat dan asam mekonat.  Zat putih telur, gula, malam, lemak, lendir, garam sulfat dan fosfat dari logam kalsium dan magnesium.
Persyaratan kadar
:
Kadar morfina tidak kurang dari 10,0 % (dihitung sebagai morfin anhidrat).
Penggunaan
:
Pengobatan terhadap gejala - gejala mencret dan sebagai sudorifika, narkotikum.
Pemerian
:
Masa padat, coklat, bau khas kuat rasa khas sangat pahit.
Bagian yang
digunakan
:
Getah kering yang diperoleh dengan penorehan buah tua tetapi belum masak.
Cara panen
:
Beberapa hari setelah daun mahkota gugur, dan buah menjadi tua, pada buah ditorehkan garis-garis mendatar, tegak lurus atau berpilin seperti kumparan.  Getah yang keluar dibiarkan mengering  24 jam kemudian dikupas dengan pisau tumpul. Umumnya sebagian epidermis buah ikut terkupas dan merupakan 6–10 %  opium. Buah candu hanya menghasilkan getah 1 kali. Ditempat yang amat panas iklimnya penorehan dapat diulangi 2-3 kali. Jika udara panas dan kering, getahnya yang terkumpul sedikit dan kental. Jika udara lembab, hasilnya lebih banyak tetapi kadar airnya juga lebih tinggi.
Jenis - jenis
:
1. Opium Turki disebut juga Opium Smira, Opium Asia kecil, Opium Konstatinopel. Luarnya keras, sebelah dalam lunak, plastik coklat kemerahan. Untuk mencegah melengketnya satu sama lain, sebelah luar ditempeli sisa-sisa  daun  candu dari tanaman Rumex. Bau sangat khas dan pahit.

2. Opium Masedonia (Opium Saloniki) berasal dari Papapaver Somniferum var album dan jenis yang abu-abu-ungu. Kadar morfina tinggi (13-17%) kodeina 0,464%, narseina 0,025%.
3. Opium Iran (Opium Persia), getah opium yang terkumpul dicampur dengan gom sampai sama rata,  dipotong bentuk  batu bata,  dijemur,  dibungkus kertas  merah  (jarang kertas putih)  dan  diikat  dengan  tali merah atau kuning.  Kadar air lebih kecil dari  opium Turki, bau apek rasa sangat pahit.

4. Opium India, kadar morfina rendah, kadar narseina lebih tinggi dari kadar morfina, warna coklat tua atau kehitaman jika masih menyerupai pasta.
5. Opium Tiongkok, berupa  bulat pipih,dibungkus kertas putih.

6. Opium Mesir, mutu rendah yang terbaik hanya berisi 6-7% morfina, sering dipalsukan dengan pasir, abu, biji-biji tanaman, sari buah candu, gom arab, tragakan, jadam, potongan-potongan besi.
Sediaan
:
1.  Opii extractum (F.I)
2.     Opii pulvis (F.I), untu        dibuat :
-         Bismuthi opii pulveres (F.N)
-      Opii pulvis compositus (F.I), untuk    dibuat Acidi acetyl salicylici Camphorae opii Compressi (F.N), Acidi Acetyl salicy opii Pulveres I, II, III (F.N)
3.     Opii compositi compressi.
4.     Opii Tinctura (F.I), dibuat untuk Benzoici Opii Tinctura (F.N)
5.     Opii Tinctura Aromatica (F.I)
6.     Opialum
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya ; dalam lemari yang terkunci karena obat narkotik.
Keterangan
:
Opium dianggap bermutu rendah jika :
-         Warna kehitam-hitaman.
-         Rasa manis, kurang pahit dan agak memualkan
-         Konsistensi lunak seperti lemak.
-         Jika dipotong, halus atau berisi benda asing.
-         Tidak memberi warna coklat tua pada ludah.
-         Tidak membentuk cairan kental dengan air.
-         Tidak meninggalkan bekas yang sama rata gelap setelah digoreskan pada kertas.


9. PA PAINUM
                                      
Nama lain
:
Papaina
Tanaman asal
:
Carica papaya (L.)
Keluarga
:
Caricaceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Enzima proteolitik
Penggunaan
:
Membantu  pencernaan  zat  putih  telur,  dan  diberikan  dalam bentuk serbuk, pil, tablet, eliksir.
Pemerian
:
Putih atau putih kelabu, bau khas, rasa lemah mirip pepsin, sangat mudah terurai.
Bagian yang
digunakan
:
Getah buah mentah / hijau dan getah daun.
Cara panen
:
Dibuat pengendapan getah segar dengan etanol 95% kemudian dilarutkan dalam air dan diendaplan kembali dengan penambahan etanol 95% dan dikeringkan.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.





10. TR AGACANTHA

Nama lain
:
Tragakan
Tanaman asal
:
Astragalus gummifer
Keluarga
:
Papilionaceae
Zat berkhasiat
utama / Persyaratan kadar
:
Zat lendir yang pada hidrolisa menghasilkan arabinosa, metil pentosa, galaktosa dan asamgalturonat.
Amylum 3% dan abu yang mengandung kalium, calsium, Mg, Asam phosphat bagian yang tidak larut dalam air disebut basorin.
Penggunaan
:
Untuk membuat emulsa, gudir, perekat pil dan trokhisi, juga untuk pelicin alat-alat kedokteran tertentu.
Bagian yang
Digunakan
:
Eksudat gom kering diperoleh dengan menoreh batang.
Sediaan
:
Pulvis gummosus (FOI)   Confectio Barii Sulfatis et usum internum (FOI)
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.

















BAB III


PENGELOLAHAN BAN NABATI

1.      Aloe
2.      Camphora
3.      Carbo adsorbens
4.      Catechu
5.      Colophonium
6.      Gallae
7.      Glycyrrihizae succus
8.      Ichthammolum
9.      Natrii alginas
10.  Pix carbonis

1.ALOE

Nama lain
:
Jadam, Aloes.
Tanaman asal
:
Bermacam-macam jenis Aloe :
Aloe perryi (Bakar)
Aloe barbadensis (Miller)
Aloe ferox (Miller)
Aloe africana (Miller)
Aloe spicata (Baker)
Keluarga
:
Liliaceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Damar, aloin, air dan abu. Sifat Purgatif disebabkan oleh 3 pentosida yaitu  barbaloin (=aloin), isobarbaloin dan betabarbaloin. Hidrolisa dari barbaloin antara lain menghasilkan aloe emodin dan d-arabinosa.
Penggunaan
:
Pencahar
Pemerian
:
Semua jenis jadam berasa sangat pahit dan menimbulkan rasa  mual.
Bagian yang
digunakan
:
Cairan yang keluar dari potongan daun segar.
Jenis – jenis, cara panen dan perbedaannya
:
1. Jadam Curacoa diperoleh dari AloebarbadensisAloe veraAloe vulgaris.
Batang sangat pendek dan mengayu,  bunga kuning terang.  Pada  permulaan  musim semi,  daun - daun dipotong pada pangkalnya, diletakkan miring dalam        lubang bentuk V. Cairan yang keluar ditampung dalam tong, dibiarkan        menguap di udara atau direbus dalam panci tembaga sampai kental,  dimasukkan  cetakan  dan   dibiarkan menjadi keras.

2. Jadam Cape diperoleh dari Aloe feroxAloe africana , Aloe Spicata (=aloe eru varcernuta). Batang tinggi seperti pohon sampai  5 meter,  daun - daun sebanyak 30-50 helai, bunga putih. Daun yang telah dipotong ditampung cairannya dalam kanvas atau kulit kambing.  Cairan ini  kemudian dikumpulkan dalam drum atau kaleng, direbus selama 4 - 5 jam dengan dituang ke dalam cetakan dan dibiarkan menjadi keras.

3. Jadam Sekotrin, Massa  yang licin,  mengkilap warna hitam kemerahan  sampai  hitam kecoklatan kadang - kadang lunak. Mudah dipatahkan, patahan berbentuk kerang dengan tepi yang tajam, jadam yang segar disimpan lama, bau mirip campuran putik krokus dan mira.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.
                                      









2. CAMPHORA

Nama lain
:
Kamfer
Tanaman asal
:
Cinnamomum camphora (L.)
Keluarga
:
Lauraceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Kamfer ( C12 H16 O )
Penggunaan
:
Karminativa, obat kejang, obat gatal, obat encok, anti iritansia.
Pemerian
:
Hablur butir atau massa hablur tidak berwarna atau putih, bau khas tajam, rasa pedas dan aromatik.
Cara panen
:
Potongan akar, batang dan cabang dialiri uap air, uap yang berisi minyak ditampung dalam kamar pendingin yang air pendinginnya mengalir dari atas kebawah melewati dinding kamar, kamfer menempel  disebelah atas  dan  sebelah bawah  terdapat  minyak dan air.  Minyak  disaring untuk  memisahkan  kamfer yang ada disitu.   Kamfer  yang  diperoleh  masih  kotor  berwarna  agak    jambon dan lunak. Untuk  pemurniannya  dicampur  kapur  sebanyak 1/5 bobotnya dipanaskan dalam periuk besi untuk membuang air dan minyak atsiri (suhu 100o)  setelah itu suhu dinaikkan sampai 175o – 200o  untuk mensublimasikan kamfernya.
Sediaan
:
-    Lotio Kummerfeldi (Form.nas)
-    Solutio Camphora spirituosa (F.N)
-    Tabulae Acidi acetylosalicylici compositum (FOI)
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.

3. CARBO  ADSORBENS

Nama lain
:
Karbo adsorben, arang penyerap.
Ketentuan
:
Arang yang dibuat dari bahan tumbuh-tumbuhan tertentu, telah diaktifkan untuk mempertinggi daya serap.
Penggunaan
:
Antidota
Pemerian
:
Serbuk sangat halus, bebas dari butiran, warna hitam, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik            




4. CATECHU

Nama lain
 Gambir
Tanaman asal
:
Uncaria Gambier (Hunter Roxb)
Keluarga
:
Rubiaceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
25–50% asam katekutanat, 2-8% isokatekin dan akakatekin, kuersetin, merah kateku.
Pemerian
:
Tidak berbau, rasa mula-mula pahit dan rasa kelat-sepat, kemudian agak manis.
Bagian yang
digunakan
:
Sari air kering yang diperoleh dari daun dan ranting muda.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik


5. COLOPHONIUM

Nama lain
:
Gondorukem, Resina, Rosin.
Tanaman asal
:
Beberapa spieces Pinus.
Keluarga
:
Pinaceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Isomir dan modifikasi dari anhidrat asam abietat, termasuk golongan ini adalah asam primarat, asam sapinat.
Penggunaan
:
Bahan salep dan pleister, berkhasiat mencegah oksidasi dari lemak, maka berguna sebagai bahan pengawet salep.
Pemerian
:
Masa jernih seperti kaca, warna kuning pucat atau kuning kecoklatan, bersudut-sudut, rapuh mudah lengket satu dengan    lainnya, bau dan rasa lemah, mirip ter.
Bagian yang
digunakan
:
Sisa yang diperoleh pada penyulingan minyak atsiri dari damar minyak.
Jenis - jenis
:
1.  Gondorukem gom, sisa dari minyak terpentin yang disuling minyak atsiri, bubuknya berwarna putih, tidak lunak         50 – 70o
2.     Gondorukem kayu, diperoleh dari kayu pinus secara penyulingan, penyarian atau kedua cara ini bersama-sama, bubuknya berwarna kekuning-kuningan, bagian yang tidak tersabunkan lebih banyak dari pada gondorukem gom, titik lunak 53 – 55o
Sediaan
:
Solutio Mastichis compositus (FOI)
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.
6. GALLAE

Nama lain
:
Jenitri
Tanaman asal
:
Quercus infectoria (Oliver)
Keluarga
:
Fagaceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Asam penyamak  50 – 75 %,  asam galat       2 – 4 %, damar, pati, kalsium oksalat
Penggunaan
:
Obat wasir (sebagai salep), bagian dari jamu singset.
Pemerian
:
Bau lemah, rasa sangat kelat dan agar manis.
Cara panen
:
Serangga Cynips tinctoria (keluarga Cynipidae) menaruh telur – telurnya pada pucuk-pucuk dan batang-batang muda, larva yang keluar dari telur tersbut mengeluarkan cairan berisi enzima yang dapat merubah pati  yang terdapat dalam  sel-sel  disekitar  larva    tersebut menjadi gula,  perubahan  dari  pati  kegula  ini,   makin meningkat dan merangsang sel-sel jaringan yang bulat tengahnya berongga (karena dimakan larva tersebut). Jenitri yang baik diperoleh dari jaringan yang belum ditinggalkan serangganya, berat dan tergantung warnanya dinamakan  jenitri biru, hijau atau hitam. Jika telah ditinggalkan oleh serangganya, ringan, lebih  menyerupai bunga karang dan berwarna pucat, disebut jenitri putih dan    nilainya rendah.
Sediaan
:
Acidum Tannicum (F.I)
Penyimpanan
:
dalam wadah tertutup baik





7. GLYCYRRHIZAE  SUCCUS

Nama lain
:
Sari akar manis, Succus Liquiritiae.
Tanaman asal
:
Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera
Keluarga
:
Papilionaceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Gliserizin sampai 15 %, gula, lendir zat putih telur, air,  zat yang dapat disari 49% dan yang tidak dapat larut dalam air 5%.
Persyaratan kadar
:
Kadar glizerin tidak kurang 10% dihitung terhadap zat yang telah  dikeringkan.
Penggunaan
:
Obat batuk
Pemerian
:
Batang berbentuk silinder/bongkah besar, licin agak mengkilap warna hitam, coklat tua, atau  serbuk berwarna coklat,  bau khas lemah, rasa manis khas.
Bagian yang
digunakan
:
Akar yang masih segar disari dengan air mendidih, sari diuapkan dan dikeringkan hingga bebas air.
Penyimpanan
:
Dalam wadah  tertutup  baik.
8 Ichtamolum

Nama lain
:
Ichtamol, Ichthyol
Asal
:
Garam amonium asam sulfonat yang diperoleh dari batuan bitumen, bercampur dengan ammonium sulfat dan air.
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Senyawa belerang, amonium sulfat
Persyaratan kadar
:
Kadar belerang organik tidak kurang dari 10,5% dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, kadar belerang dalam bentuk sulfat tidak lebih dari 25% dari kadar belerang jumlah.
Penggunaan
:
Antiseptika lemah, obat batuk
Pemerian
:
Cairan kental, warna hampir hitam berbau khas.
Sediaan
:
Solutio Ichtammoli Aetheris (Form.Ind.)
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.

 9. NATRII  ALGINAS

Nama lain
:
Natrium Alginat
Tanaman asal
:
Nacrocystis pyrifera (Turn.),      Laminaria sacharina (L.) Laminaria digitata (L.) Nereocystis luetkeana (Mers.)
Keluarga
:
Lessoniaceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Garam natrium dari asam alginat (suatu asam poliuronat)
Penggunaan
:
Emulgator
Pemerian
:
Serbuk halus atau kasar, warna putih kekuningan, hampir tidak  berbau, hampir tidak berasa.
Pembuatan
:
Merupakan karbohidrat yang dimurni-kan diperoleh dengan penyarian ganggang coklat menggunakan alkali encer, sebagian besar dari garam natrium dari asam alginat
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik

10. PIX  LIQUIDA

Nama lain
:
Ter Kayu
Tanaman asal
:
Dari keluarga Pinaceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Hidrokarbon(benzol, toluol, silol, stirol, naftalin, parafin, terpen, politerpen), furfurol, metilfurfuran, dimetilfurfuran, fenol kresol, pirokatekin, guayakol dan pirogalol.
Penggunaan
:
Obat eksim menahun dan obat batuk
Pemerian
:
Masa kental, lebih berat dari air, warna coklat tua hampir hitam bau khas, rasa khas dan empireumatik
Bagian yang
digunakan
:
Masa kental yang diperoleh dari penyulingan kering kayu.
























BAB IV
SIMPLISIA DARI HEWAN
1. Adeps lanae
2. Adeps suillus
3. Cera alba
4. Cera flava
5. Cetaceum
6. Gelatinum
7. Mel depuratum
8. Thyroidum


1.      ADEPS LANAE

Nama Sinonim
:
Lemak bulu domba anhydrous lanolin, Wool FAT, Lemak bulu
Nama hewan
:
Ovis Aries (L.)
Keluarga
:
Bovidae
Zat berkhasiat Utama/Isi
:
Ester-ester lemak dengan kolesterol, oksikolesterol, gamma-lanosterol, lano-sterol dihidrolanosterol dan agnosterol.
Adapun asam lemaknya adalah asam palmitat, asam miristinat, asam lano-palmitat, asam lanoserat, asam serotat dan asam karnaubat, alkohol-alkohol, setil -alkohol dan karnaubiealkohol.
Penggunaan
:
Sebagai salep, sabun, pasta, pil dan serbuk.
Sediaan
:
-     Aethylis Aminobenzoatis Tannini Unguentum (Form. Nas).
-     Bacitracini Neomycini Polymyxini unguentum (Form. Nas).
-     Chloramphenicoli unguentum  (Form. Nas).
-     Gamexani cremor (Form. Nas).
-     Hydrocortini unguentum (Form. Nas).
-     Ichtammoli unguentum (Form. Nas).
-     Methylis Salysilatis unguentum (Form. Nas).
-     Tetracyclini Hydrocloridi unguentum (Form. Nas).
Pemerian
:
Zat serupa lamak, liat, likat warna kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya bau lemah dan khas.
Bagian yang diambil
:
Lemak yang dimurnikan dari bulu domba.
Pembuatan
:
Pada bulu domba terdapat 10-50 % lemak yang merupakan selaput luar bulu tersebut. Air sabun bekas pencuci bulu mengandung lemak tersebut. Pada air cucian ditambah asam sulfat dan magma berlemak yang terpisah diambil, magma diperas panas-panas untuk memisahkan kotoran-kotoran.
Lemak yang diperoleh dimurnikan lagi, jika masih berisi asam lemak bebas.
Lemak bulu domba dapat pula diperoleh langsung yaitu secara disari dengan pelarut organik.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya atau ditempat sejuk.












2. ADEPS SUILLUS

Nama sinonim
:
Lemak babi, Lard.
Nama hewan asal
:
Sus scrofa (L.)
Keluarga
:
Suidae
Penggunaan
:
Bahan salap, emplastrum
Sediaan
:
Emplastrum Plumbi Oxydi.
Pemerian
:
Lemak lunak, likat, warna putih bau leak tapi tidak tengik, jika dileburkan menjadi cairan jernih dan kemudian dibiarkan, tidak terpisah air.
Bagian yang digunakan
:
Lemak dari rongga perut.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.




3. CERA ALBA

Nama Sinonim
:
Malam putih, White Bees Wax.
Nama hewan
:
Apis Mellifera (L.) dan species lain.
Keluarga
:
Apidae
Zat berkhasiat Utama/Isi
:
Mirisin (Mirisilpalmitat), terdapat pula asam serotinat, serasin (campuran parafin), asam melisinat, seril-alkohol.
Penggunaan
:
Bahan salap
Sediaan
:
Methylis Salicylatis unguentum (F.N), Unguentum Leniens
Pemerian
:
Zat pada lapisan tipis bening warna putih kekuningan, bau lemah.
Bagian yang digunakan
:
Malam dari sarang yang telah dibersihkan dan yang telah diputihkan.
Cara memperoleh
:
Dulu diputihkan secara dijemur dan bentuk pita-pita tipis. Sekarang dioksidir dengan hidrogenperosida, kalium permanganat atau benzoil-peroksida.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.
4. CERA FLAVA

Nama Sinonim
:
Malam kuning, Yellow Bees  wax, yellow wax, bees wax
Nama hewan asal
:
Apis Mellifera (L.)
Keluarga
:
Apidae
Zat berkhasiat Utama/Isi
:
Mirisin (=Mirisilpalmitat), serin atau asam serotinat, asam melisinat, mirisil-alkohol, hidrokarbon heptakosan dan hentrakontan.
Penggunaan
:
Bahan salep.
Sediaan
:
Oculentum Hydrargyri Oxydi Flavi (FOI)
Pemerian
:
Zat padat, jika dingin agak rapuh, jika hangat enjadi elastis, bekas patahan buram dan berbutir warna coklat kekuningan, bau enak seperti madu.
Bagian yang diambil
:
Malam yang telah dibersihkan dari sarang apis
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik


5. CETACEUM

Nama Sinonim
:
Setaseum, Spermaseti
Nama hewan asal
:
Physeter macrosephallus
Physeter catodon (L.) dan Hyperoodon rostratus (Miller)
Keluarga
:
Physeteridae
Zat berkhasiat Utama/isi
:
Setin ( = setilpalmitat ), setilstearat, setiloleat, setilaurat, setilmiristinat, dan setil alcohol.
Penggunaan
:
Bahan salap
Sediaan
:
Unguentum Leniens (Form. Nas).
Pemerian
:
Massa hablur bening, licin, warna putih mutiara, bau dan rasa lemah.
Bagian yang diambil
:
Malam padat murni yang diperoleh dari minyak lemak yang terdapat pada kepala, lemak dan badan ikan.
Cara memperoleh
:
Binatang menyusui ini kepalanya besar, bagian atas kepala berisi cairan yang setelah binatangnya mati, menjadi padat putih seperti bunga karang, merupakan campuran setaseum dan minyak lemak. Dengan perasan, pencucian dengan soda dan lain sebagainya diperoleh setaseum murni.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.


6. GELATINUM

Nama Sinonim
:
Gelatina
Zat berkhasiat utama
:
Glutina tersusun atas glikokol, leusin, prolin, asam glutamat, lisin, arginin, alanin, asam asparoginat, fenil-alanin, oksiprolin dan histidin.
Penggunaan
:
Bahan kapsul, salep, cairan transfusi.
Keterangan
:
Gelatina adalah protein yang diperoleh dari bahan kalogen.
Ada dua macam tipe gelatina yaitu :
Type A dengan titik iso-electric pada pH 7-9, Type B dengan titik iso-electric pada pH 4,7-5,0

Kwalitas dan sifat-sifat gelatina ditetapkan oleh perbandingan antara glutina dan khondrina yang terdapat padanya.
Gelatina makanan dapat dibuat dari 3 sumber utama, yaitu : tulang-tulang yang sudah bersih, kulit babi yang baru dibekukan, dan kulit sapi muda.
Tulang yang diolah dengan asam klorida menghasilkan garam kalsium yang larut dalam Osein.

Osein dan kulit sapi muda jika diolah dengan kapur, memberikan kolagen  kotor  yang setelah dimurnikan pada pH 5 – 6  menghasilkan gelatin tipe B.

Kulit babi yang diolah dengan asam klorida dan disari pada pH 3,5 – 5 akan menghasilkan lemak dan gelatin tipe A.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.
7. MEL DEPURATUM

Nama Sinonim
:
Madu murni
Nama hewan asal
:
Apis mellifera (L.)
Keluarga
:
Apidae
Zat berkhasiat Utama/Isi
:
Gula invert, saccharosa, dekstrin, abu, air, zat atsiri aromatik, asam semut (sedikit)
Penggunaan
:
Sebagai sumber hidrat arang yang mudah dicerna, reduktor dalam sediaan-sediaan ferro.
Pemerian
:
Cairan kental serupa sirup, bening, warna kuning muda sampai coklat kekuningan, rasa manis khas bau enak khas, jika dipanaskan diatas penangas air bau menjadi lebih kuat, tetapi tidak berubah.
Bagian yang diambil
:
Madu
Cara memperoleh
:
Madu yang diperoleh dari sarang apis ini, dimurnikan dengan pemanasan dibawah suhu 800, didiamkan, kotoran yang mengapung diambil, kemudian madu diencerkan dengan air secukupnya hingga bobot per ml memenuhi persyaratan.
Jenis-jenis
:
Di Mesir dan dari apis fasciata, di Senegel dari apis adamsonii di Afrika dari apis caffra dan apis scutella.
Di Madagaskar dari apis unicolor. Di India dari apis dorsata (apis indicata = apis florea).
Madu erhalus adalah madu yang diperoleh tanpa pemerasan tetapi dibiarkan mengalir dari sarang lebah, jika dipusingkan memberika madu yang paling jernih.
Virgin honey adalah madu yang diperoleh dari sarang yang belum perbah terbuka.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik




8. THYROIDUM

Nama Sinonim
:
Tiroida
Nama hewan asal
:
Serbuk kering dari kelenjar tiroid binatang menyusui, telah dibersihkan dari jaringan pengikat dan lemak.
Zat berkhasiat/isi
:
Tiroksin, triyodotironin, diyodotirosin, Mono yodo tirosin.
Persyaratan kadar
:
Kadar yodium yang terikat sebagai senyawa organik tidak kurang dari         0,17 % dan tidak lebih dari 0,20 %
Penggunaan
:
Pengobatan terhadap hipotiroidisme (kerdil dan myxoedema).
Sediaan
:
Thyroidi Compressi – F.I.
Merian
:
Serbuk warna kekuningan hingga coklat, bau lemah, mirip bau daging rasa asin.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.









BAB V
SIMPLISIA DARI MINYAK MINERAL

1. Paraffinum Liquidum (F.I)
2. Paraffinum Solidum (F.I)
3. Vaselin Album (F.I)
4. Vaselin Flavum (F.I)

1. PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama Sinonim
:
Parafin cair, White mineral oil liquid petrolium, Mineral oil.
Zat berkhasiat Utama/isi
:
Hidrocarbon (C17H36 sampai C27H56 hidrokarbon siklis, hidrokarbon tidak jenuh dan derivat derivat dari benzen).
Penggunaan
:
Bahan salep dan pencahar
Sediaan
:
-          Betamethasoni cremor (Form. Nas).
-          Cliquilini cremor (Form. Nas).
-          Cliquinolini Hydrocortisoni cremor (Form.nas)
-          Clioquinolini Hydrocortisoni (F.N)
-          Gentamycini cremor (Form. Nas).
-          Dexamethasoni Neomycini cremor (Form.nas).
-          Dibucaini cremor (Form. Nas).
-          Dienostroli cremor (Form. Nas).
-          Gentamycini unguentum(Form. Nas).
-          Hydrocortisoni cremor (Form. Nas).
-          Hyoscini oculentum (Form. Nas).
-          Prednisoloni unguentum (Form. Nas).
-          Triamcinologi Acetonidi unguentum (F.N)
-          Unguentum Leniens (Form. Nas).
Pemerian
:
Cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi, tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak berasa.
Cara memperoleh
:
Diperoleh dari minyak mineral.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya.

2. PARAFFINUM SOLIDUM

Nama Sinonim
:
Parafin padat,paraffin, paraffin wax
Cara memperoleh
:
Minyak mineral
Diperoleh dari residu minyak tanah kasar, residu ini disuling lagi, maka diperoleh minyak parafin sebagai distilat yang kemudian diolah dengan asam sulfat dan selanjutnya dengan larutan natrium hidroksida (selama pengolahan dibuat tetap cair secara dipanaskan dengan uap air setelah terpisah dari bagian airnya, minyak parafin dibekukan menjadi zat yangsetengah padat kemudian diperas.
Bagian minyak yang cair dipakai sebagai minyak pelumas, bagian yang padat dicairkan, dibekukan dan diperas lagi pada suhu yang tidak lebih tinggi dari tadi, hasilnya dikenal sebagai refined wax.
Zat ini dicuci, diperas, dicairkan dan dialirkan lewat arang tulang (atau bahan-bahan lain sejenis), dan dibekukan, terbentuk massa yang keras, tembus cahaya dan tidak berwarna.
Zat khasiat utama
:
Sama seperti parafin cair.
Penggunaan
:
Bahan pengeras salep, zat tambahan.
Sediaan
:
Balsamum Album
Balsamum Rubrum
Pemerian
:
Padat, sering menunjukkan susunan hablur, warna putih atau tidak berwarna, tidak berasa, agak licin, jika terbakar nyala terang jika dileburkan menghasilkan cairan yang tidak berfluorosensi.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.


3. VASELINUM ALBUM

Nama sinonim
:
Vaselni putih, White petrolium
Zat berkhasiat Utama
:
Hidrokarbon berat molekul tinggi terutama parafin-parafin, senyawa-senyawa hidrokarbon siklis dan hidrokarbon tidak jenuh.
Penggunaan
:
Bahas salep, pencahar lemah
Sediaan
:
-         Bacitracini Neomycini
     Polymix ini unguentum (F.N).
-          Balsamum Album (F.N).
-          Betamethasoni cremor  (F.N).
-          Cloramphenicoli unguentum  (F.N).
-          Chrysarobini unguentum  (F.N).
-          Clioquinolini cremor  (F.N).
-          Getamycini cremor  (F.N).
-          Dexamethasoni Phophatis cremor  (F.N).
-          Dibucaini cremor  (F.N).
-          Gentamycini unguentum  (F.N).
-          Hyoscini oculentum  (F.N).
-          Ichtamoli unguentum  (F.N).
-          Hydrocortisoni unguentum  (F.N).
-        Tetracyclini Hydrochloridi    unguentum  (F.N).
-          Triamcioloni Acetonidi cremor  (F.N).
-          Triamcioloni Acetonidi unguentum  (F.N).
-          Triprllenamini cremor (F.N).
-          Zinci unguentum (F.N).
-          Vaselinum Hydrophylium (F.N).
Pemerian
:
Massa lunak, lengket, bening warna putih, warna ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk, berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan tidak berbau, hampir tidak berasa.
Cara memperoleh
:
Vaselinum flavum yang telah diputihkan.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.





4. VASELINUM FLAVUM

Nama Sinonim
:
Vaselin kuning, petrolium.
Zat berkhasiat
:
Serupa dengan vaselin putih.
Penggunaan
:
Bahan salep, pencahar lemah.
Sediaan
:
-     Aethylis Aminobenzoatis unguentum (F.N)
-          Aethylis Aminobenzoatis Tannini unguentum (F.N).
-          Balsamum Rubrum (F.N).
-          Olei Iecoris unguentum (F.N).
-          Peruviani unguentum (F.N).
-          Prednisoloni unguentum (F.N).
-          Recorcinoli unguentum compositum (F.N).
-          Zinci pasta (F.N).
Pemerian
:
Massa lunak, lengket, bening, warna kuning muda sampai kuning, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan dingin tidak diaduk.
Berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan, tidak berbau, hampir tidak berasa.
Cara memperoleh
:
Diperoleh dari minyak mineral
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.



BAB VI

Antibiotika

Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh jasad renik, dan dalam kadar yang sangat kecil mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan jasad renik lain (virus, riketsia, bacteria, protozoa, cendawan).
          Dewasa ini pengertian antibiotika juga mencakup senyawa-senyawa kimia yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan atau yang bersifat bakterisida (membunuh kuman) dan diperoleh secara sintesia murni (misalnya kloramfenikol dan tetrasiklina) atau secara semi sintesia (misalnya ampisilina dan kloksasilina).
          Contoh dari antibiotika golongan penisilia yang diperoleh dari biakan jasad renik dan yang diperoleh dengan cara semisintesa adalah sebagai berikut :

Penisilina alam
:
Benetamina penisilina, benzatina penisilina, benzil penisilina,
Fenoksimetil penisilina, prokaina penisilina.
Penisilina semisintesa
:
Ampisilina, kloksasilina, metisilina, nafsilina, oksasilina, penamesilina, propisilina.

          Perkataan antibiotika berasal dari 2 perkataan Yunani, yaitu : anti yang berarti melawan dan bio yang berarti kehidupan. Antbiotika “Broad spectrum” adalah antibiotika yang efektif berbagai kelompok jasad renik (kelompok virus, riketsia, kuman dan lain sebagainya) dan berfaedah untuk pengobatan infeksi ganda.
          Antibiotika yang termasuk “Broad spectrum” antara lain adalah ampisilina, karbensilina, kloramfenikol, klortetrasiklina, demitilklortetrasiklina, doksisiklina, gentamisina, kanamisina, neomisina, oksitetrasiklina dan derivatnya, rolitetrasiklina dan tetrasiklina.
          Antibiotika yang cocok untuk pengobatan terhadap infeksi kuman-kuman gram positif antara lain adalah basitrasina, penisilina dan derivatnya, gramisidin, linkomisina, novohiosina, natrium fusidat, spiramisina, triasetiloleandomisina, tirotrisina dan vankomisina.
          Antibiotika untuk pengobatan infeksi kuman gram negatif, antara lain adalah kolistina, polimiksina B dan sulfokmiksina.
Untuk pengobatan tuberkulosa dan lepra digunakan sikloserinadihidrostrep tomisina, streptomisina, rifamisina dan viomisina untuk pengobatan infeksi protozoa digunakan paranomisina.





















1.         Amoxicillinum =Amoksisilina (F.I)

Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 90% C16 H19 NO5S dihitung
                                Terhadap zat hidrat arang.
Pemerian              :  serbuk hablur,putih,praktis tidak berbau
Sediaan                :  Amoxicillini capsulae


2.        AMPCILLINUM = Ampisilina (F.I)

Persyaratan Kadar
:
Ampisilina mengandung tidak kurang dari 95 % C16H19N3O4S, masing-masing dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian
:
Serbuk hablur renik, warna putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa pahit.
Sediaan
:
Ampicillini Capsulae (F.I), Ampicillini Trihidrat,  Ampicillini Trihydratis Capsulae, Ampicillini Pro Suspension.

3.         BACITRACINUM = Basitrasina (F.I)

Sumber
:
Basitrasina adalah antimikroba yang dihasilan oleh biakan Basillus licheniformis atau Basillus subtilisvar. Tracy (Familia Basillaceae).
Pemerian
:
Serbuk warna putih sampai coklat, tidak berbau atau berbau lemah, rasa pahit.
Sediaan
:
Bacitracinum pro Injectione, Bacitracini Oculentum, Bacitracini unguentum






4.         CEPHALEXINUM (F.I)

Sumber
:
Sefalaksina berasal dari fungus Cephalosporiumaeromonium.
Pemerian
:
Serbuk hablur, putih sampai putih kuning gading, bau khas
Sediaan
:
Cephalexini Capsulae, Cephalexini Compressi


5.             CEPHALORIDIUM = Sefaloridini (F.I)

Pemerian
:
Serbuk hablur, putih bau lemah mirip piritina, rasa pahit
Sediaan
:
Cephalorodinum pro Injectione


6.         CHLORAMPHENICOLUM = Kloramfenikol (F.I)

Persyaratan Kadar
:
Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0 C11H12Cl2N2C5, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian
:
Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang warna putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan, tidak berbau, rasa sanga pahit, dalam larutan asam lemah, mantap.
Sediaan
:
Chloramphenicoli Capsule, Chloramphenicoli Ucolentum, Chloramphenicoli Unguentum, Chloramphenicoli Palmitas, Chloramphenicoli Palmitatis Suspensio.








7.      Cloxacillinum natricum=kloksasilin natrium (F.I)

Persyaratan
Kadar     :          mengandung dengan setara tidak kurang dari 825 mg kloksasilin
                            C19   H18 CINO5 S, per mg
Pemerian:           hablur putih,tidakberbau,
Sediaan  :          -


8.        CLINDAMYCINI HYDROCHLORIDUM (F.I)   = Klindamisina Hidroklarida

      Pemerian
:
Serbuk hablur warna putih, rasa pahit.
     Sediaan
:
Clidamysini Hydrochloridi Capsulae

9.      COLISTINI SULFAS (FI) = Kolistini sulfat
  Sumber   : adalah anti bakteri yang di peroleh dari hasil pembiakan  Bacillus polymixia varietas colistinus

  Persyaratan kadar           : potensi yang setara dengan tidak kurang dari 500 kolistin
                               per mg

  Pemerian            :  serbuk halus, putih, sampai agak putih, tidak berbau.




10.  DEMECLOCYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I)

Sumber
:
Adalah garam hidroklorida. Zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan Streptomyces aureofaciens(Familia Streptomycetaceae), atau yang dibuat denngan cara lain.
Pemerian
:
Serbuk hablur warna kuning, tidak berbau, rasa pahit.
Sediaan
:
Demeclocyclini Hydrocloridi Capslae (F.I)






11. DOXYCYCLINUM (F.I)
Sumber
:
Termasuk golongan tetracycline dan dibuat secara sintesa
Pemerian
:
Serbuk hablur kuning.
Sediaan
:
Doxycyclinum pro suspension, Doxycyclinum Hydrochloridum Capsulae

12. ERYTHOMYCINUM = Eritromisina (F.I)

Sumber
:
Zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihanStreptomyces erythreus Waksman (Familia  Streptomycetaceae)
Pemerian
:
Serbuk hablur, warna putih atau agak kuning, tidak berbau, atau hampir tidak berbau, rasa pahit, agak higroskopik.
Sediaan
:
Erithromycini Compressi, Erithromycini Stearas.


13.  FRAMYCETINI SULFAS = Framisetina Sulfat (F.I)

Sumber
:
Zat anti mikroba yang yang dihasilkan               oleh biakan pilihan Streptomyces fradial             atauStreptomcyces decaris (Famila streptomyceataceae).
Pemerian
:
Serbuk putih, putih kekuningan, tidak berbau, hampir tidak berbau, tidak berasa, higroskopik.




14.     GENTAMICINI SULFAS = Gentamicina Sulfat (F.I)

Sumber
:
Gentamicina Sulfat adalah garam sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Micromonosphora purpurea.
 Persyaratan Kadar
:
Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590 mcg gentamisina, dihitung sebagai zat anhidrat.
Pemerian
:
Serbuk, warna putih sampai coklat.
Sediaan
:
Gentamycini Sulfatis Cremor, Gentamycini Sulfatis Compressi.


15.     GRISEOFUIVINUM = Griseofulfina (F.I)

Sumber
:
Griseofulfina adalah anti fungi yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penisillinum griseofulvumatum atau diperoleh dengan              cara lain
Persyaratan Kadar
:
Mengandung tidak kurang 97,0%dan tidak lebih dari 102,0% C17H17ClO6, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian
:
Serbuk warna putih sampai kuning gading pucat, tidak berbau tidak berasa, umumnya ukuran zarah maksimum sampai 5 µm, boleh terdapat beberapa  zarah berukuran lebih dari 30 µm.
Sediaan
:
Griseofulvini Compressi (F.I)


   Kalii Benzylpenicillina Compressi (F.I)



16.     KANAMYCINI SULFAS = Kanamisina Sulfat (F.I)

Sumber
:
Kanamisina sulfat adalah garam monosulfat, C18H36N4C11SO(BM 582,60) atau garam sulfat asam C18H36N4O111,7H2SO4 (BM 651,20) kanamisina, zat anti mikroba yang dihasilkan olehStreptomyces kanamycetus (Familia Streptoecetaseae)
Pemerian
:
Serbuk hablur, warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau
Sediaan
:
Kanamycini Sulfatis Injectio




17.LINCOMYCINI HYDROCHLORIDUM = Linomisin ahaidroklorida
Persyaratan kadar : Potensi setara dengan tidak kurang dari 790 per mg, Linkomsin, C16H34N2O6S
Pemerian lemah, : Serbuk hablur, warna putih, tidak berbau atau berbau lemah, stabil terhadap pengaruh udara dan cahaya.
Sediaan             : Lincomicini Hidrochloridi Capsulae
                            Lincomicini Hidrochlridi Injectio

18. MINOCYCLINI HYDROCHLORIDUM (FI) = Minosiklin Hidroklorida
Persyaratan kadar : mengandung setara dengan tidak kurang dari 890 dan tidak lebih dari 950 C23H27N3O HCL
Pemerian : serbuk hablur kuning

19. NEOMYCINI SULFAS = Neomisina Sulfat (F.I)

Sumber
:
Neomisina sulfat adalah campuran garam sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihanStreptomyces Fradiae (Familia Streptomycetaceae).
Pemerian
:
Serbuk warna putih atau putih kekuningan, hampir tidak berbau, higroskopik.
20. NYSTATINUM  = Nistatina (F.I)

Sumber
:
Nistatina adalah zat anti fungi yang umumnya dihasilkan oleh biakan Streptomyces noursei (Familia Streptomycetaceae) atau dengan          cara lain.
Pemerian
:
Serbuk warna kuning sampai coklat muda, bau khas
Sediaan
:
Nystatini Compressi, Nystatinum pro Suspensione, Nystatini Unguentum
21. OXYTETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM 
      = Oxytetrasiklina Hidroklorida (F.I)

Sumber
:
Oksitetrasiklina hidroklorida adalah garam hidroklorida zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihanStreptomyces remosus (Familia Streptomycetaceae) atau yang dibuat dengan cara lain.
Pemerian
:
Serbuk hablur, warna kuning, tidak berbau, rasa pahit, hidrogrospik.

22.PAROMOMYCINI SULFAS = Paaromomisin Sulfat
Sumber : Dihasilkan oleh Streptomyces rimosus var. Romomycinus
Pemerian : Serbuk putij krem sampai kuning terang, tidak berbau, sangat Higroskopis

23.PHENOXYMETHYLPENICILLINUM (FI) = Penisilin V
Persyaratan kadar : Potensi Penisilin V tidak kurang dari 1525 dan tidak lebih dari 1780 unit Penisilin V per mg
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau
Sediaan : Phenoxymethylpenicillini Compressi

24.POLYMYXINI B SULFAS = Polimiksina B Sulfat (F.I)
Sumber : Poimiksian B sulfat adalah campuran garam sulfat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Bacillus polymixa (Familia Bacillaceae), atau yang dibuat dengan cara lain.
Pemerian : Serbuk warna putih sampai kuning gading, tidak berbauatau berbau khas lemah
Sediaan :


25.RIFAMPICINUM (F.I) = Rifampisina
Sumber : Adalah kelmpok bagi sejumlah zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyeces mediterraneijenis-jenis rifampisina ditandai dengan huruf-huruf dibelakang namanya. Rifampisina A,B,C,D dan E diperoleh dari alam. Rifampisina O, S dan SV adalah derivat dari rifampisina B.
Pemerian : Serbuk hablur, coklat merah
Sediaan : Rifampicina Capsulae

26.STREPTOMYCINI SULFAS = Streptomisina Sulfat (F.I)
Sumber : Streptmisina Sulfat adalah garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces griseus(Kransky) Waksman et Nenrici (Familia Streptomycetaceae), atau yang dibuat dengan cara lain.
Pemerian : Zat padat warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau berbau lemah, rasa agak pahit
Sediaan : Streptomycini Sulfatis Injectio,
27.TETRACYCLINUM (F.I) = Tetrasiklina
Sumber : Tetrasiklina adalah zat antimikroba yang diperoleh dengan cara deklorinasi klotetrasiklina, atau dengan mereduksi oksitetrasiklina, atau dengan cara fermentasi.
Pemerian : Serbuk hablur renik, warna kuning tidak berbau
Sediaan : Tetracyclini Suspensione

28. TETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I) = Tetrasiklina Hidroklrida
Sumber : Tetrasiklina Hydroklorida adalah garam hidroklorida zat anti mikroba yang diperoleh dengan cara mereduksi katalitik klortetrasiklina atau dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces aureofaciens ( Familia Streptomycetaceae).
Sediaan : Tetracyclini Hydrochloridi Capsulae


29.THIAMPHENICOLUM (FI) = Tiamfenikol
Persyaratan kadar : mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C12 H15 CL2NO5S di hitung terhadap zat yang telah terhadap yang telah di keringkan
Pemerian             : serbuk hablur halus, putih sampai putih kekuningan, tidak berbau


30. VANCOMYCIN HYDROCHLORIDUM (F.I.) = vankomisina hidroklorida
Sumber : Antimikroba yang umum di hasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces orientalis
Pemerian: serbuk warna kehitaman atau coklat, tidak berbau, rasa pahit
Sediaan:   -

















BAB VII
IMMUNOSERA

Immonuserumai
            Immonuserum adalah sediaan mengandung imunoglobulin khas yang di peroleh dari serum hewan dengan pemurnia. Immonuserum mempunyai kekuatan khas mengikat venin atau toksin atau toksoin yang dibentuk oleh bakteri atau mengikat antigen bakteri, antigen virus antau antigen lain yang di gunakan untuk pembuatan sediaan.
            Immonuserum diperoleh dari hewan sehat yang diimunisasi dengan penyuntikan toksin atau toksoid, venin, suspensi mikroorganisme atau antigen lain yang sesuai. Selama imunisasi hewan tidak boleh diberi penisilin. Imunoglobulin khas diperoleh dari serum yang mengandung kekebalan dengan pengendapan fraksi dan perlakuan dengan enzim atau dengan cara kimia atau fisika lain.
            Dapat ditambahkan pengawet antimikroba yang sesuai dan ditambahkan serba sama bila sediaaan dikemas dalam dosis ganda. Sediaan yang diperoleh dengan pengeringan bekuan mengandung air tidak lebih dari 1,0% Rekontutitusi dilakukan pada saaat akan digunakan.
Pemerian :
Imunoserum cair                     : Hampir tidak berwarna atau kuning pucat, tidak keruh, hampir
                                                  tidak berbau kecuali bau pengawet antimikroba yang
                                                   ditambahkan.
Imunoserum kering beku        : Berupa padatan atau serbuk warna putih atau kuning pucat,
                                                  mudah larut dalam air membeku larutan tidak berwarna
                                                  atau kuning pucat dan mempunyai sifat sesuai dengan
                                                   sediaan cair.
Persyaratan berikut berlaku untuk imunoserum cair dan imunoserum kering beku yang direkonstitusi.
1.    IMMUNOSERUM BOTULINICUM (FI) = Imunoserum Botulinum = Antitoksin Botulinum
Imunoserum Anti Botulinum adalah sediaan yang mengandung globulin antitoksik khas yang mempunyai kekuatan dapat menetralkan toksin yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum tipe A.B. dan E.
  Persyaratan kadar             :  Potensi tidak kurang dari 500 unit per ml masing-masing
                                            Untuk tipe A dan B, dan tidak kurang dari 50 unit per ml
                                            Untuk tipe E
  Pemeriaan                         : Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Imunosera
  Identifikasi                      : Menetralkan secara sepesifik dan mengurangin bahaya toksin
                                            Yang dihasilkan oleh satu tipe atau beberapa tipe Clostridium
                                                  Botulinum yang tertera pada etiket.
2.        IMMUNOSERUM DIPHTERICUM = Imunoserum Difteri = Antitoksin Difteri
Imunoserum Difetri adalah sediaan yang mengandung globulin antitoksik khas yang mempunyai kekuatan dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphteriae.
      Persyaratan kadar        : Potensi tidak kurang dari 1000 unit per ml, untuk
                                            Imunoserum dari serum kuda, tidak kurang dari
                                            500 unit per ml untuk imunoserum dari jenis lain.
      Pemeriaan                    : Memenuhi sarat seperti yang tertera pada Imunosera
      Identifikasi                  : Menetralkan secara khas toksin Corynebacterium
                                            Diphteriae, sehingga mengurangin bahaya terhadap
                                            Hewan peka.
3.        IMMUNOSERUM TETANICUM = Imunoserum Tetanus = Antitoksin Tetanus
Imunoserum Tetanus adalah sediaan yang mengandung globulin antitoksik khas yang mempunyai kekuatan dapat menetralkan toksin Clostridium tetani.
      Persyaratan kadar        : Tidak kurang dari 1000 unit per ml untuk dosis pencegahan
                                             Dan tidak kurang dari 3000 unit per ml untuk dosis
                                              Pengobatan.  
      Pemeriaan                    : Memenuhi sarat seperti yang tertera pada Imunosera.
      Identifikasi                  : Dapat menetralkan secara khas toksin Clostridium tetani,
                                             Sehingga mengurangi bahaya terhadap hewan uji yang peka.


4.        IMMUNOGLOBULINUM NORMAL = Imunoglobulin Normal
Imunoglobulin Normal adalah sediaan cair atau beku kering, mengandung imunoglobulin terutama imunoglobulin G (IgG), dapat mengandung protein lain.
Sediaan ini digunakan untuk injeksi muskulair.
Diperoleh dari plasma atau serum atau plasenta normal dan segara dibekukan.
      Persyaratan kadar        : Mengandung 90% hingga 110% protein dari jumlah yang
                                            Tertara pada etiket, dalam hal tertentu mengandung protein
                                            Tidak kurang dari 10% dan tidak lebih dari 18%.
      Pemeriaan                    : Sediaan cair jernih dan berwana kuning pucat sampai coklat
                                            Muda, selama penyimpanan dapat terbentuk kekeruhan.
                                            Sediaan beku kering berbentuk serbuk atau masa rapuh
                                            Berwana putih sampai agak kuning.
      Wadah dan penyimpanan :
Ø  Sediaan cair, disimpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung cahaya pada suhu 2sampai 80.
Ø  Sediaan beku kering, disimpan dalam hampa udara atau gas inert, terlindung dari cahaya pada suhu 2sampai 80.
Deng an kondisi penyimpanan diatas, potensi dapat dipertahankan hingga 3 tahun untuk sediaan cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.


5.        IMMUNOGLOBULINUM HEPATITIS B = Immunoglobulin hepatitis B
Imunoglobulin Hepatitis B adalah sediaan cair atau beku kering, mengandung imunoglobulin manusia terutama imunoglobulin G (IgG). Diperoleh dari plasma atau serum yang mangandung antibodi spesifik terhadap antigen permukaan hepatitis B.Imunoglobulin Hepatitis B dibuat seperti yang tertera pada imunoglobulin normal.
      Persyaratan kadar        : Mengandung tidak kurang dari 100 unit per ml.
      Pemeriaan                    : Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Imunoglobulin
                                            Normal.
Wadah dan penyimpanan :
Ø    Sediaan cair, disimpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung cahaya pada suhu 20 sampai 80.
Ø    Sediaan beku kering, disimpan dalam hampa udara atau gas invert, terlindung dari cahaya pada suhu 20 sampai 80.
      Dengan kondisi penyimpanan diatas, potensi dapat dipertahankan hingga 3 tahun untuk sediaan cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.
6.         IMMUNOGLOBULINUM RABIECUM = Imunoglobulin Rabies
Adalah sediaan cair atau beku kering mengandung imunoglobulin manusia terutama imunoglobulin G (IgG). Diperoleh dari plasma atau serum yang mengandung antibodi spesifik terhadap virus rabies. Dapat ditambahkan Imunoglobulin Normal.Imunoglobulin rabies dibuat seperti yang tertera pada pembuatan Imunoglobulin Normal.
      Persyaratan kadar        : Mengandung tidak kurang dari 150 unit per ml.
      Pemeriaan                    : Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Imunoglobulin
                                            Normal.
Wadah dan penyimpanan :
Ø Sediaan cair, di simpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup
Ø Kedap, terlindung cahaya pada suhu 20 sampai 88
Ø Sediaan beku kering, di simpan dalam hampa udara atau gas intert, terlindung dari cahaya pada suhu 2sampai 80

Dengan kondisi penyimpanan diatas, potensi dapat di pertahankan hingga 3 tahun untuk sediian cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.

7.         IMMUNOGLOBULINUM HUMANUM MORBILLICUM = Imunoglobulin Campak
Adalah sediaan cair atau beku kering menganduna imunoglobulin manusia terutama imunoglobulin G ( IgG). Di peroleh dari plasma atau serum yang mengandung anti bodi spesifik terhadap virus campak, dapat di tambahkan Imunoglobulin Normal Imunoglobulin campak di buat seperti yang tertera pada pembuatan Imunoglobulin Nor,mal.
   Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 50 unit per ml
Wadah dan penyimpanan :
Ø   Sediaan cair, di simpan dalam wadah kaca tidak tembus cahaya, tertutp kedap,  tidakberwarna, pad suhu 20sampai 80
Ø   Sediaan beku kering, di simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, hampa udara atau gas inert, pada suhu 20 sampai 80
Dengan kondisi penyimpanan di atas, potensi dapat di pertahankan hingga 3 tahun untuk sediian cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.

8.         IMMUNOGLOBULINUM  HIMANUM TETANICUM = Imunoglobulin Tetanus
Adalah sediaan cair atau beku kering mengandung imunoglobulin manusia, terutama Imunoglobulin G (IgG), di peroleh dari plasma atau serum yang mengandung antibodi spesifik terhadap Clostridium tetani. Dapat di tambahkan Imunoglobulin Normal.
Persyaratan Kadar: Mengandung tidak kurang dari 50 Unit per mil.
Pemerian: Memenuhi syarat yang tertera pada imunoglobulin normal.
Wadah dan penyimpanan:
Ø Sediaan cair, di simpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung cahaya, pada suhu 20 sampai 80
Ø sediaan beku kering , di simpan dalam wadah, hampa udara atau gas invert, terlindung cahaya, pada suhu 20 sampai 80
Dengan kondisi penyimpanan di atas,potensi dapat di petrahankan hingga 3 tahun untuk sediaan cair dan 5 tahun untuk sediaan bku kering.













BAB VIII
                                                            VACCINA

Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu
Menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia.
            Vaksin dibuat dari bakteria, riketsiaatau virus dan dapat berupa suspensi
Organisme hidup atau inaktif atau fraksi-fraksinya atau toksoid.
            Metode pembuatan bervariasi tergantung dari jenis vaksin seperti yang tertera dibawah ini atau dalam masinng-masing monografi dan di rancang agar dapat mempertahankan sifat antigenitas yang sesuai,mebuat sediaan tidak berbahaya dan bebas dari kontaminasi senyawa asing.
            Pada waktu pembuatan dapat ditambahkan bahan pembantu yang sesuai,tetapi tidak boleh ditambahkan penisilin pada setiap tahap pembuatan atau pada produk akhir.kecuali dinyatakan lain dalam monografi, streptomisina tidak boleh digunakan pada pembuatan vaksin; penambahan ke dalam biakan sel yang akan di gunakan dalam produksi vaksin diperkenankan,tetapi tidak boleh terdeteksi jika dibiakan sel diinokulasi dengan virus.
            Jika vaksi dikemas dalam wadah dosis ganda,kecuali dinyatakan lain dalam monografi ,dapat ditambahkan pengawet antimikroba yang sesuai selain antibiotik pada vaksin steril dan vaksin inaktif dan penambahannya secara bervariasi. Pengawet antimikroba tidak ditambahkan pada persediaan vaksin yang akan dikeringkan.
            Produk akhir dibagikan secara aseptik ke dalam wadah yang memenuhi syarat dan ditutup kedap untuk mencegah kontaminasi mikroba; atau dibagikan dalam wadah steril, kemudian dibekukerinkan dengan cara yang sesuai untuk mengurangi kadar air hingga tidak lebih dari 2,0% dalam produk akhir, kecuali dinyatakan lain dalam monografi. Wadah kemudian ditutup kedap dalam hampa udara atau dapat diisi gas nitrogen bebas oksigen atau gas inert yang sesuai sebelum wadah di tutup kedap untuk menghindari kontaminasi mikroba.vaksin kering di rekonstitusi segera sebelum di gunakan.
            Sterililitas. Jika tidak dinyatakan lain semua vaksin memenuhi syarat sterilitas seperti yang tertera pada uji sterilisasi, kecuali vaksin bakteri hidup di perbolehkan pertumbuhan bakteri pembuat vaksin.
Wadah dan penyimpanan. Jika tidak dinyatakan lain vaksin di simpan pada suhu 20 hingga 80, terlindung dari cahaya, tidak boleh di bekukan.
Penandaan pada etiket harus juga tertera:
1.      Banyaknya ml jumlah dalam wadah, untuk vaksin cair.
2.      Dosis dan
3.      Daluarsa
                                                
Vaksin bakteri

Vaksin bakteri di buat dari biakan galur bakteri yang sesuai dalam media cair atau padat yang sesuai dan mengandung bakteri hidup atau inaktif atau komponen imunogenitiknya. Sediaan berupa suspensi dengan berbagai tingkat opasitas dalam ciran tidak berwarna atau hampir tidak berwarna atau berupa sediaan beku kering.
            vaksin bakteri inaktif mengandung bakteriatau komponen imunogenik yang di inaktifasi dengan cara tertentu  sehingga sifat antigenitas di pertahankan.
            vaksin bakteri hidup di buat dari galur bakteri dengan virulensi yang telaah di lemahkan dan mampu merangsang pembentukan kekebalan terhadap galur patogen yang sama atau sejenis bakteri yang sifat antigeniknya berhubungan.
Konsentrasi bakteri hidup atau inaktif dari tiap varietas atau sejenis bakteri di nyatakan opasitasnya dalam unit internasional opasitas, atau bila sesuai dengan menghitung jumlah sel langsung, atau jika bakteri hidup dengan angka viabel.

Vaksin virus dan riketsia

Vaksin virus dan rketsia adalah suspensi virus atau riketsia yang di tumbuhkan dalam telur berembrio, dalam biakan sel atau dalam jaringan yang sesuai dan mengandung virus atau riketsia hidup atau yang inaktif atau komponen imunogenetiknya Umumya tersedia dalam bentuk sediaan beku kering.
Vaksin virus hidup umumnya di buat dri virus galur khas yang virulensinya telah di lemahkan.
Opasitas vaksi virus dapat berbeda tergantung cara pembuatan, dapat berwarna bila mengandung indikator pH seperti merah fenol.




Toksida Bakteri

Di peroleh dari toksin yang telah dikurangi atau di hilangkan sifat toksisitasnyahingga mencapai tingkat tidak terdektesi, tanpa mengurangi sifat imunogenitas, dengan cara tertentu yang dapat mencengah berubahnya kembali tiksoid menjadi yoksin. Toksin di peroleh dari galur pilihan mikroorganisme khas yang di tumbuhkan dalam media yang sedapat mungkin bebas dari senyawa yang di ketahui menyebabkan reaksi toksik, alergi atau yang tidak di ingginkan pada manusia.Toksoid bakteri dapat berupa cairan atau beku kering. Bila di jerapmengandung partikel putih atau kelabu yang terdispersi dalam cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat; partikel seperti ini dapat membentuk endapan pada dasar wadah.

Vaksin campuran
Adalah campuran dua atau lebih vaksin, Vaksin bila perlu di rekonsitusi, memenuhi syarat yang dinyatakan dalam monogrtafi.
Pemerian   :  cairan jenuh atau suspensi dengan berbagai opelensennya: umumnya putih dalam cairan tidak berwarna atau agak berwarna.
Toksistas abnormal memenuhi syarat uji toksisitas abnormal seperti yang tertera padd uji reaktifitas secara biologi in-fifo keamanan hayati.

1.        VACCINUM BACILLI CALMETTE – GUERIN CRYODESICCATUM= Vaksin Basil Calmette Guerin Beku Kering

Cara memperoleh             :  Vaksin Basil Calmette- Guerin adalah sediaan yang              menganduk diperoleh dari galur berasal dari basil Calmette Gueri diketahui dapat melindungi manusia terhapap tuber colosis.Vaksin beku kering direkonstitusi dengan cairan steril yang sesuai, segera sebelum digunakan.Vaksin dibuat dengan sistem lot benih .Galur dipilih dan dipelihara sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan stabilitas, mempunyai kemampuan membuat manusia dan marmut peka terhadap tuberkulindan melindungi hewan uji terhadap tuberkolosis ; serta relatif bebas dari patogenitas terhadap manusia dan hewan uji . Basil dibiakan dipermukaan media biakan tidak lebih dari 10 hari atau dibiakan didalam media yang sesuai tidak lebih dari 14 hari. Biakan dipanen dan disuspensikan didalam media cair steril yang dapat mengandung viabilitas vaksin yang ditetapkan dengan metode perhitungan angka viabel yang sesuai. Sediaan vaksin dibeku keringkan hingga kandungan air sesuai dengan stabilitas vaksin.

Pemerian             :  toksisita abnormal, sterilitas, memenuhi syarat yang tertera
              Pada vaccina
Identifikasi           :  di lakukan secar mikrokopik dengan membuat pewarnaan
              Apus atau dengan penampilan koloni khas yang tumbuh
              Pada  media padat dan dengan uji hayati yang sesuai.







Wadah dan penyimpanan            :  dalam wadah tertutup kedap, terhindar               
                          Kontaminasi terutama basil tuberkel
                          Yang virulen. Bila di simpan pada kondisi
                          Seperti tertera pada etiket, potensi vaksi beku
                          Kering diharapkan dapat bertahan selama tidak
                          Kurang dari 2 tahun. Jika sudah direkonstitusi,
                         Vaksin harus segera digunakan, jika ada yang
                                                   Tersisa harus dibuang.
2.        VACCINUM CHOLERAE = Vaksin Kolera
Cara memperoleh                    : Vaksin kolera adalah suspensi homogen beberapa galur Vibrio
                                                  Cholera atau galur lain yang sesuai, mengandung tidak kurang
                                                  Dari 8.000 juta bakteri per dosis, yang tidak lebih dari 1ml.
Pemerian                                 : Toksisitas abnormal, steril, memenuhi syarat yang tertera pada
                                                   Vaccina
Identifikasi                              :  Dilakukan secara aglutinasi khas. Penetapan potensi, penetapan
                                                   Dilakukan dengan membandingkan dosis sediaan uji terhadap
                                                   Dosis sediaan baku, masing-masing dapat memberikan
                                                   Perlindungan yang sama pada mencit terhadap biakan pilihan
                                                   Vibrio Cholera yang cocok.
                                                  

                                    



3.                  VACCINUM  DIPHTHERIAE ET TETANI ADSORBATUM = Vaksin Difteri dan Tetanus jerap
Cara Memperoleh        : Vaksin Difteri dan Tetanus jerap di buat dari toksoid formol
                                                Difteri yang mengandung tidak kurang dari 1500 Limes
                                                Flocculationis (Lf) per mg nitrogen protein, toksoid formol tetanus
                                                Tidak kurang dari 1000 limes flocculations (Lf) per mg nitrogen
                                                Protein dan zat pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat,
                                                Aluminium fosfat atau kalsium fosfat ,dalam larutan natrium
                                                Klorida P 0,9% atau larutan isotonik lain. Toksoid formol di buat
                                                Dari toksinyang di hasilkan oleh pertumbuhan Corynebacterium
                                                Diphtheriae dan Clostridium tetani berturut turut dalam media
                                                Yang sesuai.
Pemerian                      : Potensi vaksin difteri tidak kurang dari 30 unit per dosis. Potensi
                                                Vaksin tetanus tidak kurang dari 40 unit per dosis.
                                                Syarat lain, memenuhi syarat seperti yang tertera pada vaccina.


Wadah dan                  : bila di simpan pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksin di
                                    Harapkan dapat bertahan tidak kurang dari 5 tahun sejak tanggal                                                     potensi ditetapkan.
Penyimpanan
                                  
4.                  VACCINUM DIPHTHERIAE TETANI ET PERTUSIS ADSORBATUM = Vaksin Diventri, Tetanus dan Pertusis Jerap = vaksin DTP Jerap
Cara memperoleh :     Vaksim di ventri, tetanus dan pertusis jerap di buat dari
                                    Toksoid diventri yang mengandung tidak kurang dari 1500
                                    Lf  per mg nitrogen protein, suspensi Bordetella pertusis
                                    Mati dan zat pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat
Atau aluminium fosfat atau kalsium fosfat, dalam larutan natrium Klorida P 0,9% atau larutan isotonik lain yang sesuai.
Toksoid formol difteri di buat dari toksin yang dihasilkan oleh pertumbuhanCorynebacterium  dipheteriae, dan toksoid formol tetanus di buat dari toksin yang di hasilkan oleh pertumbuhan Clostridium tetani masing masing dalam media yang sesuai dengan darah. Suspensi Bordetella pertusis mati di buat dengan cara satu atau lebih galurBordetella pertusis yang sesuai di biakkan secara terpisah selama 24 jam sampai 72 jam, menggunakanmedia biakan cair atau padat yang sesuai dan tidak mengandung darah.
                                             
        Pemerian             :       Potensi Vaksin difteri tidak kurang dari 30 unit per dosis,
Potensi vaksin tetanus tidak kurang dari 40 unit per dosis.
Potensi vaksin pertusis tidak kurang 4 unit per dosis dan batas kesalahan vidusial terendah tidak kurang dari 2 unit per dosis, dan tidak lebih dari 1 ml.Syarat lain yang memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.
     Identifikasi                :   Memenuhi aktifitas Khas membentuk antitoksin yang dapat   menetralkanToksin corynebacterium diphteriae dan toksin Clostridium tetani serta  Membentuk zat anti terhadap Bordetella pertussis.
   Wadah dan               :       Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan,potensi vaksi diharapkan
   Penyimpanan                   Dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun sejak tanggal potensi Ditetapkan .



5. VACCINUM HEPATITIS B EXPLASMA HUMANUM
    = VAKSIN HEPATITIS  B ASAL PLASMA MANUSIA.

Cara Memperoleh       :         Vaksin hepatitis B asal plasma manusia adalah sediaan yang  mengandung Antigen permukaan hepatitis B ( HbsAg ), diperoleh dari plasma yang telah Mengalami inaktivasi terhadap virus hepatitis B dan virus lain yang   terdapat dalam darah manusia .
Pemerian                     :       memenuhi syarat yang tertera pada Vaccina.
Wadah dan                  :       Simpan pada suhu seperti yang tertera pada etiket.
Penyimpanan

6. VACCINUM MORBILLORUM VIVUM
   = Vaksin Campak , Hidup
Cara Memperoleh         :   Vaksin Campak hidup adalah sediaan yang mengandung galur modifikasi   yang sesuai dari virus Campak hidup yang dibutuhkan dalam biakan Sel embrio Ayam atau  biakan sel lain yang memenuhi syarat.vaksin kering yang direkonstitusi dengan cairan seperti yang tertera pada etiket,dibuat segar sebelum digunakan.Vaksin Campuk tidak boleh mengandung Zat pengawet anti mikroba.
Pembuatan  berdasarkan system lot benih dari virus bebas neurovirulen. Vaksin berasal dari tidak lebih 10 subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur sesuai.
   Embrio ayam berasal dari kelompok ayam sehat , bebas dari leucosis     unggas  (avian) dan biakan sel tidak mengandung mikroorganisme asing .

Pemerian                                :  Vaksin setelah direkonstitusi memenuhi syarat yang tertera pada Vaccina.
Identifikasi                     :        Setelah dinetralkan dengan antiserum virus campak spesifik, vaksin tidak       lagi menginfeksi biakan sel yang peka.
Wadah dan                           :       Bila disimpen pada kondisi yang ditentukan potensi vaksin kering
penyimpan                             diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 12 bulan sejak
                                              Penetapan titer virus setelah direkonstitusi vaksin harus segera digunakan.



7.VACCINUM POLISACCHARIDI MENINGCOCCUS
  = Vaksin polisakarida meningokokus

Cara memperoleh             :     vaksin polisakarida Meningokokus terdiri dari satu atau lebih Polisakarida murni yang diperoleh dari galur yang sesuai Neisseria meningitides kelompok A,C,Y,dan W135 yang telah terbukti mampu menghasilkan Polisakarida yang aman dan dapat menginduksi antibody spesifik pada manusia. Vaksin kering yang stabil direkonstitusi dengan cairan yang steril yang sesuai, segera sebelum digunakan. Vaksin dapat mengandung satu type Polisakarida atau campuran dari beberapa type. Pembuatan vaksin berdasarkan system lot benih.
Pemerian                          :     Vaksin kering berbentuk serbuk putih atau pellet.
Identifikasi                      :     Dilakukan penetapan menggunakan metode imonokimia yang sesuai.
Wadah dan                      :     Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksi kering
Penyimpanan                         diharapkan bisa bertahan selama 2 tahun.


8.VACCINUM POLIOMEYLITIDIS PER ORALE
    = Vaksin Polio Oral, Hidup

Cara Memperoleh            :     Vaksin Polio Oral,hidup adalah suspense dalam air dari galur biakan pilihan virus poliomyelitis tipe 1,2 atau 3 hidup yang dilemahkan, ditumbuhkan dalam biakan sel yang memenuhi syarat sediaan dapat mengandung 1 tipe vitus atau campuran dari dua atau tiga tipe virus.sediaan berupa cairan jernih dan steril.
Pemerian                          :     cairan bersih,tidak berwarna atau kemerah-merahan.
Identifikasi                      :     Setelah dinetralkan dengan antiserum polio spesifik,vaksin tidak lagi menginfeksi biakan sel yang peka.
Wadah dan                      :      Simpan pada suhu seperti yang tertera pada etiket ( misalnya -25), penyimpanan             meningkat sifat stabilator yang digunakan. Bila teladicairkan,harus
Pada suhu 2sampai 8dan digunakan dalam 6 bulan .bila disimpan pada   Suhu yang lebih tinggi , harus segera digunakan dalam beberapa jam


9.VACCINUM RABIEICUM CRYODESICATUM
   = Vaksin Rabies

Cara memperoleh           :       Vaksin rabies adalah suspense galur virus rabies terolah yang sesuai dan yang ditumbuhkan dalam biakan sel yang memenuhi syarat dan inaktifasi dengan metode yang sesuai. Vaksin kering yang direkonstitusi dengan cairan steril yang sesuai , dibuat segera sebelum digunakan.pembuatan berdasarkan system lot benih dan virus yang digunakan dalam vaksin berasal dari tidak lebih 5 subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur sesuai.
Pemerian                        :       Vaksin setelah direkonstitusi memenuhi syarat seperti yang tertera pada vaccine.
Identifikasi                     :       Jika disuntikan pada hewan yang peka; merangsang pembentukan antibody rabies.
Wadah dan                     :        Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan,potensi vaksin kering penyimpanan              diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun.

10.VACCINUM TETANI ADSORBATUM
      = Vaksin Tetanus Jerap

Cara memperoleh           :  Vaksin tetanus jerap dibuat dari toksoid formol tetanus yang    mengandung  tidak kurang dari 1000 Lf per mg nitrogen proteir dan pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat, aluminium fosfat.
                                              Atau kalsium fosfat didalam larutan natrium klorida 0,9% atau larutan isotonic lain yang sesuai dengan darah.toksoid formol dibuat dari toksin yang dihasilkan oleh pertumbuhan clostridium tetani dalam media yang sesuai.

Pemerian                        :       Sterilitas penandaan memenuhi syarat yang tertera pada vaccine.
Identifikasi                     :       jika disuntikan pada hewan yang cocok,akan membentuk   antitoksin yang dapat menetralkan toksin clostridium tetani.
Wadah dan                    :  Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan,potensi vaksin penyimpanan                                 diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 5 tahun sejak  
                                              Tanggal Potensi





11. VACCINUM TYPHOIDI = Vaksin tifus

Cara memperoleh           :       Vaksin tifus adalah suspensi steril salmosella typhi mati, mengandung tidak kurang dari 500 juta dan tidak lebih dari 1000 juta bakteri Salmonella typhi per dosis yang tidak lebih dari 1,0 ml Vaksin dibuat berdasarkan system lot benih dari galur Salmonella typhi yang sesuai seperti Ty 2, Vaksin berasal dari tidak lebih 3 subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur sesuai.Bakteri dimatikan dengan aseton,formaldehida atau fenol, atau dengan pemanasan suspense , atau kombinasi dari dua cara terakhir.
Pemerian                        :       Sterilitas; memenuhi syarat yang tertera pada Vaccina.
Identifikasi                     :       Dilakukan secara aglutinasi spesifik.

Wadah dan                     :        Jika disimpan pada kondisi yang ditentukan , potensi vaksin cair penyimpanan                                              diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun. Bila 
                                                Disimpan pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksin kering

                                                Diharapkan dapat bertahan tidak kurang dari 5 tahun