BAB 1
SIMPLISIA DARI PHYCOPHYTA, MYOPHYTA
DAN MYCOPHYTA
1.
|
Agar
|
3.
|
Secale
cornutum
|
2.
|
Saccharomyces
Siccum
|
4.
|
Usnea thallus
|
1. AGAR
Nama lain
|
:
|
Agar – agar, Gelosa, Vegetable gelatin.
|
Tanaman asal
|
:
|
Gelidium cartilagenium (L)*
Gracilaria confervoides (L)**
Sejenis ganggang merah***
|
Keluarga
|
:
|
* Gelidiaceae
** Sphaerococcaceae
*** Kelas : Rhodophyceae
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Garam kalsium dari gelosa, yaitu hidrat arang kompleks
yang tersusun dari rangkaian galaktosa dimana molekul yang terakhir berikatan
dengan asam sulfat, iodium
|
Persyaratan
kadar
|
:
|
20 – 100 bagian per juta
|
Penggunaan
|
:
|
Karena mampu mengisap dan mengikat air, sehingga dalam
usus berfungsi sebagai pelumas dan penambah isi usus, maka banyak dipakai
pada pengobatan sembelit yang kronis. Juga sebagai bahan penolong pada
berbagai sediaan obat.
|
Pemerian
|
:
|
Umumnya berupa berkas potongan – potongan memanjang
yang tipis seperti selaput dan berlekatan atau berbentuk keping, serpih /
butiran, abu – abu kekuningan sampai kuning pucat atau tidak berwarna, tidak
berbau atau berbau lemah, rasa berlendir, jika lembab liat, jika kering
rapuh.
|
Bagian yang
Digunakan
|
:
|
Koloidal hidrofil yang kering yang diperoleh dari
penyarian.
|
Cara panen
|
:
|
Cara California :
Ganggang
direndam air, dibersihkan dari pasir dan kotoran lainnya, direbus dengan
tekanan, disaring selagi masih panas, sari dimasukkan ke dalam tabung –
tabung pendingin, gudir yang terjadi digerus, dibekukan dan dipisahkan dari
air dinginnya secara disaring hampa berputar, pengeringan selanjutnya
dilakukan dengan mengalirkan udara panas.
Cara Jepang :
Ganggang yang dipelihara di dekat pantai
dikeringkan,dipukul – pukul untuk memisahkan pasir, kerang dan kotoran
lainnya, berganti – ganti dicuci dan dijemur sampai pucat warnanya, kemudian
disari agarnya
Cara Australia :
Ganggang dibersihkan dari pasir dan dikelantang,
direbus pada suhu 94o – 98o selama 2 – 4 jam
sebagai larutan 4% dan pH dibuat 5 - 6, bagian – bagian yang padat
dipisahkan secara pemusingan dan cairan yang telah jernih dicuci dengan
norit, dikentalkan, didiamkan, kotoran – kotoran organik dibilas dengan
aliran air dan dikeringkan pada suhu 40o – 50o.
|
Jenis – jenis
|
:
|
Agar Sailan, dibuat dari Gracilaria lichenoides(Graville)
Agar Makasar, dibuat dari Eucheuma spinosum(Ag)
tercampur dengan garam dapur.
Agar Amerika, agar pantai di Pasifik diperoleh dari ganggang Gelidium
cartilagenium,Gelidium amansii, Anhfeltia plicata.
Agar Pantai Atlantik, diperoleh dari Gracilaria
confervoides, Hypnea muciformis dan ganggang merah
lainnya.
Agar Jepang, dibuat dengan nama Japanese Isinglass, diperoleh dari Gelidium
cartilagenium, dan Gloiopeltis tenax.
Agar Australia, dari Gracilaria
confervoidesdan Sphaerococcus compressus (Ag).
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
2. SACCHAROMYCES SICCUM
Nama lain
|
:
|
Ragi kering, Dry yeast
|
Tanaman asal
|
:
|
Saccharomyces cerevisiae (Meyen) atauCandida utilis (Hannegeng)
|
Keluarga
|
:
|
Ascomycetes
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Vitamin dan putih telur.
|
Penggunaan
|
:
|
Sumber vitamin B komplek dan zat putih telur.
|
Bagian yang
Digunakan
|
:
|
Ragi yang diperoleh dari biakan pilihan.
|
Cara panen
|
:
|
Ragi yang berasal dari pabrik bir disebut ragi bir
kering, dan apabila telah dihilangkan rasa pahitnya disebut ragi bir kering
tidak pahit.
Ragi yang berasal dari kultur dengan media yang serasi
disebut ragi utama kering.
|
Keterangan
|
:
|
10 gram ragi setara dengan 35 kalori; 4,6 gram
protein nabati; 0,2 gram lemak; 3,7 gram hidrat
arang; 11 mg kalsium; 189 mg fosfor anorganik dan 1,8 mg besi.
|
3. SECALE CORNUTUM
Nama lain
|
:
|
Sekale kornutum, Gandum Induk, Mother of Rye, Ergot,
Horn Seed.
|
Tanaman asal
|
:
|
Claviseps purpurea *, Secale cereale **
|
Keluarga
|
:
|
Hypocreaceae *, Poaceae **
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
v Alkaloida,
terbagi 3 golongan:
1. Ergotamina (ergotamina,
ergotaminina, ergosinina).
2. Ergotoksina (ergokristina,
ergokriptina, ergokornina, ergokristinina, ergo-kriptinina, ergokomina).
3. Ergobasina, (ergobasina / ergonivina,
ergobasinina, ergonovinina.
v Tiramina,
histamina, ergotionina dan glikokolbetaina.
v Lemak terdiri
dari trioleinat, trioksileinat dan fitosterin, lesitin, ergosterin, asam
sfaselin, manit, trehalosa dan mineral utama asam fosfat.
|
Persyaratan
kadar
|
:
|
v Kadar
alkaloida jumlah dihitung sebagai ergotoksina tidak
kurang dari 0,2%;
v Kadar
alkaloida yang larut
dalam air dihitung
sebagai ergometrina (ergonovina) tidak kurang dari 0,03%.
|
Penggunaan
|
:
|
Semua alkaloida – alkaloida ini menyebabkan kontraksi
otot polos terutama otot uterus. Jika dosis lebih besar maka juga
menguncupkan otot saluran kemih, usus dan pembuluh darah
|
Pemerian
|
:
|
Bau dan rasa tidak enak
|
Bagian yang
Digunakan
|
:
|
Sklerotium dari Claviseps purpurea yang
tumbuh dalam buah Secale cereale
|
Sediaan
|
:
|
1. Ergometrini
maleas ( FI ) untuk :
- Ergometrini
Compressi (F.N)
- Ergometrini
Injectio (F.N)
2. Ergotamini
Tartras ( FI ) untuk :
- Ergotamini Injectio (F.N)
- Ergotamini
Compressi (F.N)
- Ergotamini
Solutio (F.N)
- Coffeini
Ergotamini Pulveres (F.N)
3. Secalis
Cornuti Pulvis (FI)
4. Secalis
Cornuti Extractum (FI), untuk Secalis Guttae (F.N)
5. Secalis
Cornuti Tinctura (FI)
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam keadaan utuh ditempat sejuk dan kering.
|
4. USNEA THALLUS
Nama lain
|
:
|
Kayu angin, Linchen Dasypogus
|
Tanaman asal
|
:
|
Usnea misaminensis (Vain) Not, Usneadasypoga (Acharius)
atau Usnea sp.
|
Keluarga
|
:
|
Usneaceae
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Asam urat, zat pahit, hidrat arang
|
Penggunaan
|
:
|
Astringen, obat sakit perut, anti septik
|
Pemerian
|
:
|
Bau lemah, rasa pahit
|
Bagian yang
Digunakan
|
:
|
Seluruh thallus, berbentuk benang, pada umumnya bulat
memanjang, bercabang – cabang berwarna abu – abu sampai biru kehijauan pucat.
|
BAB II
GETAH,DAMAR, & MALAM
1. Balsamum
peruvianum
2. Balsamum
tolutanum
3. Benzoinum
4. Chrysarobinum
5. Gommi acaciae
6. Gommi arabici
desenzimatum
7. Myrrha
8. Opium
9. Papainum
10. Tragacantha
1.
BALSAMUM PERUVIANUM
Nama lain
|
:
|
Balsam Peru
|
Tanaman asal
|
:
|
Myroxylon pereirae ( Royle )
|
Keluarga
|
:
|
Papilionaceae
|
Zat
berkhasiat
utama &
Persyaratan kadar
|
:
|
50 % - 60 % sinamein
(campuran benzil bensoat dan bensilsinamat), 20 – 30 % damar.
Asam benzoat, asam sinamat, vanillin dan peruvinol (= nerolidol).
|
Penggunaan
|
:
|
Obat gudik, obat luka, obat wasir
dan obat batuk.
|
Sediaan
|
:
|
Peruviani unguentum (F.N)
Balsamum papillare (FOI).
|
Pemerian
|
:
|
Cairan kental tidak lengket, bebas
dari serat warna coklat tua, lapisan tipis transparan berwarna ciklat
kemerahan, bau khas, enak, rasa pahit dan getir, bau aromatik khas menyerupai
vanilin.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Eksudat kental yang diperoleh dari
batang yang telah dihanguskan dan dilukai.
|
Waktu &
cara panen
|
:
|
Mulai umur 5 tahun
sampai 30 tahun atau lebih dapat diambil balsemnya. Pada
permulaan bulan November / Desember batang dipukul - pukul(tanpa menge-lupaskan
kulitnya pada sekeliling-nya dengan meninggalkan sisa yang utuh.
Kulit yang dipukul-pukul itu akan
retak atau digoreskan irisan – irisan padanya. Setelah 5 – 6 hari,
kulit yang rusak itu dibakar dan seminggu kemudian kulit itupun
lepaslah/dikelupas.
Dari kayunya
keluar cairan ditampung dengan secarik kain yang ditutupkan pda luka jika
kain sudah penuh dengan balsem lalu dicelupkan ke dalam air mendidih, balsam
yang lebih berat akan mengendap dan dipisahkan.
Aliran balsam yang kedua timbul 7
– 10 hari kemudian, ini dikumpulkan seperti di atas.
Setelah itu luka diserut dan
keluarlah aliran balsam yang ketiga. Kulit yang rusak itu akan sembuh
dalam jangka waktu 2 tahun setelah itu dapat diperlakukan seperti
semula.
Ketiga macam balsam yang keluar
itu berturut-turut disebut :
-
Tagauzonte.
-
Balsamo de trapo
- Balsamo de contaripique
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
2.
BALSAMUM TOLUTANUM
Nama lain
|
:
|
Balsam Tolu
|
Tanaman asal
|
:
|
Myroxylun balsamum ( L )
|
Keluarga
|
:
|
Papilionaceae
|
Zat
berkhasiat
utama /
persyaratan kadar
|
:
|
Campuran zat-zat serupa damar,
terdiri dari asam sinamat, asam benzoat serta ester dari kedua asam ini;
damar sebanyak 75 – 80%; alkohol dari ester tersebut adalah toluresinotanol;
asam-asam aromatik sebanyak 36%; asam sinamat bebas 12% dan asam benzoat bebas
8%; minyak atsiri yang amat aromatik sebanyak 1,5 – 3% dan terdiri atas
bensil benzoat, bensilsinamat, filandren dan farnesol.
|
Penggunaan
|
:
|
Obat batuk dan fiksatif.
|
Pemerian
|
:
|
Bau aromatik mirip buah vanilin
rasa aromatik, jika dihangatkan dan ditekan diantara 2 lempeng kaca dan
diperiksa dengan kaca pembesar, tampak hablur asam sinamat.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Balsam yang diperoleh dengan
penorehan batang.
|
Cara panen
|
:
|
Dibuat irisan-irisan berbentuk
huruf V yang sedemikian dalam sampai mengenai kayunya. Cairan yang
keluar ditampung dalam cawan-cawan kecil. Isi cawan dikumpulkan kedalam
kantong – kantong yang ditaruh di atas punggung keledai.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
3. BENZOINUM / BENZOE
Nama lain
|
:
|
Kemenyan Sumatra
|
Tanaman asal
|
:
|
Styrax benzoin (Dryand),
Styrax paralleloneurus (Perkins)
|
Keluarga
|
:
|
Styracaceae
|
Zat
berkhasiat
utama /
Persyaratan kadar
|
:
|
Lubanolbenzoat
(=koniferilbenzoat),
1 – bensoresinol (=sumare Sinol),
vanilin, stirol, benzaldehida, bensil -sinamat, fenil-propil Sinamat.
|
Penggunaan
|
:
|
Bahan pengawet (mencegah tengik)
obat batuk, tinctur untuk antiseptikum.
|
Pemerian
|
:
|
Massa
keras, rapuh, tersusun atas butiran
agak putik yang terbenam dalam
massa bening berwarna coklat beabuan hingga coklat
kemerahan, bau khas enak, rasa agak getir.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Damar balsamik yang diperoleh
dengan penorehan batang.
|
Cara panen
|
:
|
Kemenyan ini keluar akibat
patologis (pada tanaman sendiri tiada saluran damar). Setelah pohon
mencapai umur 6 tahun dibuat luka dekat asal cabang yang terendah.
Cairan yang pertama keluar adalah
yang terbersih, menghasilkan kemenyan yang paling putih, dan bau yang paling
enak. Pembuatan luka dapat diulangi tiap tahun.
|
Sediaan
|
:
|
Benzoes
Tinctura
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
4. CHRYSAROBINUM
Nama lain
|
:
|
Krisarobin
|
Tanaman asal
|
:
|
Andira Aroraba ( Aquiar )
|
Keluarga
|
:
|
Papilionaceae
|
Isi /
Syaratan kadar
|
:
|
70% Krisarobin yaitu hasil reduksi
dari asam krisofanat (=Metil dioksi antrakinon)
|
Penggunaan
|
:
|
Obat psoriasis, obat
trikhofitosis.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk
hablur renik ringan, warna kuning atau coklat kekuningan, tidak berbau, tidak
berasa.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Campuran zat yang diperoleh dengan
penyarian araroba yang terdapat dalam rongga batang. Tepung araroba ini
disebut juga tepung goa.
|
Sediaan
|
:
|
Chrysarobini unguentum (Form.nas)
|
5. GUMMI ACACIAE
Nama lain
|
:
|
Gom Arab, Acacia, Gummi Mimosae
|
Tanaman asal
|
:
|
Species Acacia antara lain Acacia Senegal (Wild)
|
Keluarga
|
:
|
Papilionaceae
|
Zat
berkhasiat
utama /
Persyaratan kadar
|
:
|
Arabin, yaitu garam kalium,
kalsium dan magnesium dari asam arabinat yang tersusun atas arabinosa,
ramnosa, galaktosa dan asam aldobionat; enzim dari tipe oksidase.
|
Penggunaan
|
:
|
Bahan penolong pada pembuatan
sediaan obat misalnya suspensi, emulsa, trokisi, basila, pil dan tablet.
|
Pemerian
|
:
|
Hampir tidak berbau, rasa tawar
seperti lendir.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Eksudat gom kering yang diperoleh
dari batang dan dahan.
|
Cara panen
|
:
|
Gom Arab keluar sendiri dari
retakan-retakan kulit batang dan mengeras di udara. Tanaman yang telah
berumur 6 tahun mulai dapat diambil gomnya. Untuk memper-banyak produksi
kadang-kadang kulit batang diiris-iris (dibuat luka).
|
Jenis - jenis
|
:
|
1. Gom Arab atau gom
kordofan : mutu -nya terbaik. Dikumpulkan di kordofon Propinsi Sudan. Ada dua
kwalitas yaitu :
· Bleached gum berupa butir-butir
bulat telur atau potongan bersudut-sudut, putih atau agak kuning luarnya
retak-retak.
· Natural gum
yang lebih tembus cahaya dan retak-retaknya tidak sedemikian banyak,
warna lebih kuning atau berwarna merah jambu.
Gom senegal (Gom Afrika Barat),
berasal dari Senegal, daya rekatnya bagus, maka banyak dipakai dalam
industri. Umumnya berupa butir-butir jorong atau bulat dan utuh, atau berupa
potongan-potongan bentuk bumbung yang lurus atau terpilin, jenis yang terbaik
berwarna agak putih (tidak berwarna), tetapi umumnya tampak kekuningan,
kemerahan atau merah coklat.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Keterangan
|
:
|
Lima abad sebelum masehi,
oleh Herodotus sudah ditulis tentang pemakaian gom Arab oleh orang
Mesir purba untuk dipakai sebagai perekat. Hipporates
pada tulisan - tulisannya antara 450 - 350 sebelum
Masehi menyebabkan penggunaan gom arab sebagai bahan obat.
|
6.GUMMI
ARABICI DESENZYMATUM
Nama lain
|
:
|
Gom Arab bebas enzim
|
Tanaman asal
|
:
|
Species Acacia antara lain Acacia
Senegal(Wild.)
|
Keluarga
|
:
|
Papilionaceae
|
Zat
berkhasiat
utama /
Persyaratan kadar
|
:
|
Sama seperti gom Arab hanya tanpa
enzim oksida
|
Penggunaan
|
:
|
Zat tambahan
|
Pemerian
|
:
|
Lempeng tipis, hampir tidak
berbau, rawa tawar seperti lendir.
|
Pembuatan
|
:
|
Bagian gom arab dicampur dengan
1,5 bagian air, campuran dipanaskan dalam aliran uap air selama 1 jam atau
dalam uap air bersuhu 107oselama 30 menit. Campuran diratakan
sebagai lapisan-lapisan tipis pada lempeng kaca, kemudian dikeringkan.
|
7. M Y R R H A
Nama lain
|
:
|
Mira
|
Tanaman asal
|
:
|
Species Commiphora antara
lain Commiphora molmol.
|
Keluarga
|
:
|
Burseraceae.
|
Zat
berkhasiat
utama / Persyarat kadar
|
:
|
40 – 70 % gom ( galokto –
siloaraban ), 25 – 45 % damar yang berisi
fenol-fenol
(Heraboresam, herabomirol, mirolol). Asam-asam
damar 3 – 10 %, minyak atsiri (mirol dan mirenol) berisi pinen, limonen,
herabolen, egenol, kresol, sinamilaldehid dan kuminaldehid; mineral, zat
pahit, asam semut, asam cuka dan asam mirol.
|
Penggunaan
|
:
|
Untuk pembuatan dupa dan
parfum. Tinctura mira untuk obat kumur.
|
Pemerian
|
:
|
Bau aromatik enak, rasa pahit dan
getir. Jika digerus dengan air, terbentuk emulsa berwarna kuning.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Damar gom minyak yang diperoleh
dari batang.
|
Cara panen
|
:
|
Batang-batang dilukai kulitnya,
kulit ini berisi kelenjar schisogen yang mengandung damar (harsa) warna putih
kekuningan.
Pada pengeringan warna berubah
menjadi coklat kekuningan sampai coklat kemerahan. Ada pula yang keluar
sendiri dari retakan-retakan kulit batang.
|
Jenis - jenis
|
:
|
Mira Somali (Mulmul) diperoleh
dari C.Molmol.
Mira Arab diperoleh C. abyssinica.
Mira arab tidak searomatik Mira Somali.
|
Sediaan
|
:
|
Tinctur myrrhae (FI) untuk
Colutorium adstringens (Form.nas)
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
8. O
P I U M
Nama lain
|
:
|
Opium mentah, candu, Thebaicum,
Meconium
|
Tanaman asal
|
:
|
Papaver Somniferum (L).
|
Keluarga
|
:
|
Papaveraceae
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Alkaloida-alkaloida morfina,
narkotina, kodeina,tebain .papaverina dan narseina.
Alkaloida-alkaloida ini terikat apada asam sulfat, asam laktat dan asam
mekonat. Zat putih telur, gula, malam, lemak, lendir, garam sulfat dan
fosfat dari logam kalsium dan magnesium.
|
Persyaratan
kadar
|
:
|
Kadar morfina tidak kurang dari
10,0 % (dihitung sebagai morfin anhidrat).
|
Penggunaan
|
:
|
Pengobatan terhadap gejala -
gejala mencret dan sebagai sudorifika, narkotikum.
|
Pemerian
|
:
|
Masa padat, coklat, bau khas kuat
rasa khas sangat pahit.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Getah kering yang diperoleh dengan
penorehan buah tua tetapi belum masak.
|
Cara panen
|
:
|
Beberapa hari setelah daun mahkota
gugur, dan buah menjadi tua, pada buah ditorehkan garis-garis mendatar, tegak
lurus atau berpilin seperti kumparan. Getah yang keluar dibiarkan
mengering 24 jam kemudian dikupas dengan pisau tumpul. Umumnya sebagian
epidermis buah ikut terkupas dan merupakan 6–10 % opium. Buah candu
hanya menghasilkan getah 1 kali. Ditempat yang amat panas iklimnya penorehan
dapat diulangi 2-3 kali. Jika udara panas dan kering, getahnya yang terkumpul
sedikit dan kental. Jika udara lembab, hasilnya lebih banyak tetapi kadar
airnya juga lebih tinggi.
|
Jenis - jenis
|
:
|
1. Opium Turki disebut juga Opium
Smira, Opium Asia kecil, Opium Konstatinopel. Luarnya keras, sebelah dalam
lunak, plastik coklat kemerahan. Untuk mencegah melengketnya satu sama lain,
sebelah luar ditempeli sisa-sisa daun candu dari tanaman Rumex.
Bau sangat khas dan pahit.
2. Opium Masedonia (Opium
Saloniki) berasal dari Papapaver Somniferum var album dan
jenis yang abu-abu-ungu. Kadar morfina tinggi (13-17%) kodeina 0,464%,
narseina 0,025%.
3. Opium Iran (Opium Persia),
getah opium yang terkumpul dicampur dengan gom sampai sama rata,
dipotong bentuk batu bata, dijemur, dibungkus kertas
merah (jarang kertas putih) dan diikat dengan
tali merah atau kuning. Kadar air lebih kecil dari opium Turki,
bau apek rasa sangat pahit.
4. Opium India, kadar morfina
rendah, kadar narseina lebih tinggi dari kadar morfina, warna coklat tua atau
kehitaman jika masih menyerupai pasta.
5. Opium Tiongkok, berupa
bulat pipih,dibungkus kertas putih.
6. Opium Mesir, mutu rendah yang
terbaik hanya berisi 6-7% morfina, sering dipalsukan dengan pasir, abu,
biji-biji tanaman, sari buah candu, gom arab, tragakan, jadam,
potongan-potongan besi.
|
Sediaan
|
:
|
1. Opii extractum (F.I)
2.
Opii pulvis (F.I), untu dibuat :
- Bismuthi opii pulveres (F.N)
-
Opii pulvis compositus (F.I), untuk dibuat Acidi acetyl salicylici Camphorae opii Compressi
(F.N), Acidi Acetyl salicy opii Pulveres I, II, III (F.N)
3.
Opii compositi compressi.
4.
Opii Tinctura (F.I), dibuat untuk Benzoici Opii Tinctura (F.N)
5.
Opii Tinctura Aromatica (F.I)
6.
Opialum
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya ; dalam lemari yang terkunci karena obat narkotik.
|
Keterangan
|
:
|
Opium dianggap bermutu rendah jika
:
-
Warna kehitam-hitaman.
-
Rasa manis, kurang pahit dan agak memualkan
-
Konsistensi lunak seperti lemak.
-
Jika dipotong, halus atau berisi benda asing.
-
Tidak memberi warna coklat tua pada ludah.
-
Tidak membentuk cairan kental dengan air.
-
Tidak meninggalkan bekas yang sama rata gelap setelah digoreskan pada kertas.
|
9. PA PAINUM
Nama lain
|
:
|
Papaina
|
Tanaman asal
|
:
|
Carica
papaya (L.)
|
Keluarga
|
:
|
Caricaceae
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Enzima proteolitik
|
Penggunaan
|
:
|
Membantu pencernaan
zat putih telur, dan diberikan dalam bentuk
serbuk, pil, tablet, eliksir.
|
Pemerian
|
:
|
Putih atau putih kelabu, bau khas,
rasa lemah mirip pepsin, sangat mudah terurai.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Getah buah mentah / hijau dan
getah daun.
|
Cara panen
|
:
|
Dibuat pengendapan getah segar
dengan etanol 95% kemudian dilarutkan dalam air dan diendaplan kembali dengan
penambahan etanol 95% dan dikeringkan.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
10. TR AGACANTHA
Nama lain
|
:
|
Tragakan
|
Tanaman asal
|
:
|
Astragalus
gummifer
|
Keluarga
|
:
|
Papilionaceae
|
Zat
berkhasiat
utama /
Persyaratan kadar
|
:
|
Zat lendir yang pada hidrolisa
menghasilkan arabinosa, metil pentosa, galaktosa dan asamgalturonat.
Amylum 3% dan abu yang mengandung
kalium, calsium, Mg, Asam phosphat bagian yang tidak larut dalam air disebut
basorin.
|
Penggunaan
|
:
|
Untuk membuat emulsa, gudir,
perekat pil dan trokhisi, juga untuk pelicin alat-alat kedokteran tertentu.
|
Bagian yang
Digunakan
|
:
|
Eksudat gom kering diperoleh
dengan menoreh batang.
|
Sediaan
|
:
|
Pulvis gummosus (FOI)
Confectio Barii Sulfatis et usum internum (FOI)
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
BAB III
PENGELOLAHAN BAN NABATI
1. Aloe
2. Camphora
3. Carbo adsorbens
4. Catechu
5. Colophonium
6. Gallae
7. Glycyrrihizae
succus
8. Ichthammolum
9. Natrii alginas
10. Pix carbonis
1.ALOE
Nama lain
|
:
|
Jadam, Aloes.
|
|
Tanaman asal
|
:
|
Bermacam-macam jenis Aloe :
Aloe perryi (Bakar)
Aloe barbadensis (Miller)
Aloe ferox (Miller)
Aloe africana (Miller)
Aloe spicata (Baker)
|
|
Keluarga
|
:
|
Liliaceae
|
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Damar, aloin, air dan abu. Sifat
Purgatif disebabkan oleh 3 pentosida yaitu barbaloin (=aloin),
isobarbaloin dan betabarbaloin. Hidrolisa dari barbaloin antara lain
menghasilkan aloe emodin dan d-arabinosa.
|
|
Penggunaan
|
:
|
Pencahar
|
|
Pemerian
|
:
|
Semua jenis jadam berasa sangat
pahit dan menimbulkan rasa mual.
|
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Cairan yang keluar dari potongan
daun segar.
|
|
Jenis –
jenis, cara panen dan perbedaannya
|
:
|
1. Jadam Curacoa diperoleh
dari Aloebarbadensis, Aloe vera, Aloe
vulgaris.
Batang sangat pendek dan
mengayu, bunga kuning terang. Pada permulaan musim
semi, daun - daun dipotong pada pangkalnya, diletakkan miring
dalam lubang bentuk V. Cairan yang
keluar ditampung dalam tong,
dibiarkan menguap di udara atau
direbus dalam panci tembaga sampai kental, dimasukkan
cetakan dan dibiarkan menjadi keras.
2. Jadam Cape diperoleh
dari Aloe ferox; Aloe africana , Aloe
Spicata (=aloe eru varcernuta). Batang tinggi seperti pohon
sampai 5 meter, daun - daun sebanyak 30-50 helai, bunga putih.
Daun yang telah dipotong ditampung cairannya dalam kanvas atau kulit
kambing. Cairan ini kemudian dikumpulkan dalam drum atau kaleng,
direbus selama 4 - 5 jam dengan dituang ke dalam cetakan dan dibiarkan
menjadi keras.
3. Jadam Sekotrin,
Massa yang licin, mengkilap warna hitam kemerahan
sampai hitam kecoklatan kadang - kadang lunak. Mudah dipatahkan,
patahan berbentuk kerang dengan tepi yang tajam, jadam yang segar disimpan
lama, bau mirip campuran putik krokus dan mira.
|
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
2. CAMPHORA
Nama lain
|
:
|
Kamfer
|
Tanaman asal
|
:
|
Cinnamomum camphora (L.)
|
Keluarga
|
:
|
Lauraceae
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Kamfer ( C12 H16 O
)
|
Penggunaan
|
:
|
Karminativa, obat kejang, obat
gatal, obat encok, anti iritansia.
|
Pemerian
|
:
|
Hablur butir atau massa hablur
tidak berwarna atau putih, bau khas tajam, rasa pedas dan aromatik.
|
Cara panen
|
:
|
Potongan akar, batang dan cabang
dialiri uap air, uap yang berisi minyak ditampung dalam kamar pendingin yang
air pendinginnya mengalir dari atas kebawah melewati dinding kamar, kamfer
menempel disebelah atas dan sebelah bawah
terdapat minyak dan air. Minyak disaring untuk
memisahkan kamfer yang ada disitu. Kamfer yang
diperoleh masih kotor berwarna agak
jambon dan lunak. Untuk pemurniannya dicampur kapur
sebanyak 1/5 bobotnya dipanaskan dalam periuk besi untuk membuang air dan
minyak atsiri (suhu 100o) setelah itu suhu dinaikkan sampai
175o – 200o untuk mensublimasikan kamfernya.
|
Sediaan
|
:
|
-
Lotio Kummerfeldi (Form.nas)
- Solutio
Camphora spirituosa (F.N)
- Tabulae
Acidi acetylosalicylici compositum (FOI)
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
3. CARBO
ADSORBENS
Nama lain
|
:
|
Karbo adsorben, arang penyerap.
|
Ketentuan
|
:
|
Arang yang dibuat dari bahan
tumbuh-tumbuhan tertentu, telah diaktifkan untuk mempertinggi daya serap.
|
Penggunaan
|
:
|
Antidota
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk sangat halus, bebas dari
butiran, warna hitam, tidak berbau, tidak berasa.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
4. CATECHU
Nama lain
|
:
|
Gambir
|
Tanaman asal
|
:
|
Uncaria
Gambier (Hunter Roxb)
|
Keluarga
|
:
|
Rubiaceae
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
25–50% asam katekutanat, 2-8%
isokatekin dan akakatekin, kuersetin, merah kateku.
|
Pemerian
|
:
|
Tidak berbau, rasa mula-mula pahit
dan rasa kelat-sepat, kemudian agak manis.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Sari air kering yang diperoleh
dari daun dan ranting muda.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
5. COLOPHONIUM
Nama lain
|
:
|
Gondorukem, Resina, Rosin.
|
Tanaman asal
|
:
|
Beberapa spieces Pinus.
|
Keluarga
|
:
|
Pinaceae
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Isomir dan modifikasi dari
anhidrat asam abietat, termasuk golongan ini adalah asam primarat, asam
sapinat.
|
Penggunaan
|
:
|
Bahan salep dan pleister,
berkhasiat mencegah oksidasi dari lemak, maka berguna sebagai bahan pengawet
salep.
|
Pemerian
|
:
|
Masa jernih seperti kaca, warna
kuning pucat atau kuning kecoklatan, bersudut-sudut, rapuh mudah lengket satu
dengan lainnya, bau dan rasa lemah, mirip ter.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Sisa yang diperoleh pada
penyulingan minyak atsiri dari damar minyak.
|
Jenis - jenis
|
:
|
1. Gondorukem gom,
sisa dari minyak terpentin yang disuling minyak atsiri, bubuknya berwarna
putih, tidak lunak 50 – 70o
2. Gondorukem
kayu, diperoleh dari kayu pinus secara penyulingan, penyarian atau kedua
cara ini bersama-sama, bubuknya berwarna kekuning-kuningan, bagian yang tidak
tersabunkan lebih banyak dari pada gondorukem gom, titik lunak 53 – 55o
|
Sediaan
|
:
|
Solutio Mastichis compositus (FOI)
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
6. GALLAE
Nama lain
|
:
|
Jenitri
|
Tanaman asal
|
:
|
Quercus
infectoria (Oliver)
|
Keluarga
|
:
|
Fagaceae
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Asam penyamak 50 – 75
%, asam galat 2 – 4 %, damar, pati,
kalsium oksalat
|
Penggunaan
|
:
|
Obat wasir (sebagai salep), bagian
dari jamu singset.
|
Pemerian
|
:
|
Bau lemah, rasa sangat kelat dan
agar manis.
|
Cara panen
|
:
|
Serangga
Cynips tinctoria (keluarga Cynipidae) menaruh
telur – telurnya pada pucuk-pucuk dan batang-batang muda, larva yang keluar
dari telur tersbut mengeluarkan cairan berisi enzima yang dapat merubah
pati yang terdapat dalam sel-sel disekitar
larva tersebut menjadi gula, perubahan
dari pati kegula ini, makin meningkat dan
merangsang sel-sel jaringan yang bulat tengahnya berongga (karena dimakan
larva tersebut). Jenitri yang baik diperoleh dari jaringan yang belum
ditinggalkan serangganya, berat dan tergantung warnanya dinamakan
jenitri biru, hijau atau hitam. Jika telah ditinggalkan oleh serangganya,
ringan, lebih menyerupai bunga karang dan berwarna pucat, disebut
jenitri putih dan nilainya rendah.
|
Sediaan
|
:
|
Acidum Tannicum (F.I)
|
Penyimpanan
|
:
|
dalam wadah tertutup baik
|
7. GLYCYRRHIZAE
SUCCUS
Nama lain
|
:
|
Sari akar manis, Succus
Liquiritiae.
|
Tanaman asal
|
:
|
Glycyrrhiza
glabra varietas glandulifera
|
Keluarga
|
:
|
Papilionaceae
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Gliserizin sampai 15 %, gula,
lendir zat putih telur, air, zat yang dapat disari 49% dan yang tidak
dapat larut dalam air 5%.
|
Persyaratan
kadar
|
:
|
Kadar glizerin tidak kurang 10%
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
|
Penggunaan
|
:
|
Obat batuk
|
Pemerian
|
:
|
Batang berbentuk silinder/bongkah
besar, licin agak mengkilap warna hitam, coklat tua, atau serbuk
berwarna coklat, bau khas lemah, rasa manis khas.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Akar yang masih segar disari
dengan air mendidih, sari diuapkan dan dikeringkan hingga bebas air.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup
baik.
|
8. Ichtamolum
Nama lain
|
:
|
Ichtamol, Ichthyol
|
Asal
|
:
|
Garam amonium asam sulfonat yang
diperoleh dari batuan bitumen, bercampur dengan ammonium sulfat dan air.
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Senyawa belerang, amonium sulfat
|
Persyaratan
kadar
|
:
|
Kadar belerang organik tidak
kurang dari 10,5% dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, kadar
belerang dalam bentuk sulfat tidak lebih dari 25% dari kadar belerang jumlah.
|
Penggunaan
|
:
|
Antiseptika lemah, obat batuk
|
Pemerian
|
:
|
Cairan kental, warna hampir hitam
berbau khas.
|
Sediaan
|
:
|
Solutio Ichtammoli Aetheris
(Form.Ind.)
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
9. NATRII ALGINAS
Nama lain
|
:
|
Natrium
Alginat
|
Tanaman asal
|
:
|
Nacrocystis
pyrifera (Turn.),
Laminaria sacharina (L.) Laminaria
digitata (L.) Nereocystis luetkeana (Mers.)
|
Keluarga
|
:
|
Lessoniaceae
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Garam natrium dari asam alginat
(suatu asam poliuronat)
|
Penggunaan
|
:
|
Emulgator
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk halus atau kasar, warna
putih kekuningan, hampir tidak berbau, hampir tidak berasa.
|
Pembuatan
|
:
|
Merupakan karbohidrat yang
dimurni-kan diperoleh dengan penyarian ganggang coklat menggunakan alkali
encer, sebagian besar dari garam natrium dari asam alginat
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
10. PIX
LIQUIDA
Nama lain
|
:
|
Ter Kayu
|
Tanaman asal
|
:
|
Dari keluarga Pinaceae
|
Zat
berkhasiat
utama / Isi
|
:
|
Hidrokarbon(benzol, toluol, silol,
stirol, naftalin, parafin, terpen, politerpen), furfurol, metilfurfuran,
dimetilfurfuran, fenol kresol, pirokatekin, guayakol dan pirogalol.
|
Penggunaan
|
:
|
Obat eksim menahun dan obat batuk
|
Pemerian
|
:
|
Masa kental, lebih berat dari air,
warna coklat tua hampir hitam bau khas, rasa khas dan empireumatik
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Masa kental yang diperoleh dari
penyulingan kering kayu.
|
BAB IV
SIMPLISIA DARI HEWAN
1. Adeps lanae
2. Adeps suillus
3. Cera alba
4. Cera flava
5. Cetaceum
6. Gelatinum
7. Mel depuratum
8. Thyroidum
1. ADEPS LANAE
Nama Sinonim
|
:
|
Lemak bulu domba anhydrous lanolin, Wool FAT, Lemak
bulu
|
Nama hewan
|
:
|
Ovis Aries (L.)
|
Keluarga
|
:
|
Bovidae
|
Zat
berkhasiat Utama/Isi
|
:
|
Ester-ester lemak dengan kolesterol, oksikolesterol,
gamma-lanosterol, lano-sterol dihidrolanosterol dan agnosterol.
Adapun asam lemaknya adalah asam palmitat, asam
miristinat, asam lano-palmitat, asam lanoserat, asam serotat dan asam
karnaubat, alkohol-alkohol, setil -alkohol dan karnaubiealkohol.
|
Penggunaan
|
:
|
Sebagai salep, sabun, pasta, pil dan serbuk.
|
Sediaan
|
:
|
- Aethylis
Aminobenzoatis Tannini Unguentum (Form. Nas).
- Bacitracini
Neomycini Polymyxini unguentum (Form. Nas).
- Chloramphenicoli
unguentum (Form. Nas).
- Gamexani
cremor (Form. Nas).
- Hydrocortini
unguentum (Form. Nas).
- Ichtammoli
unguentum (Form. Nas).
- Methylis
Salysilatis unguentum (Form. Nas).
- Tetracyclini
Hydrocloridi unguentum (Form. Nas).
|
Pemerian
|
:
|
Zat serupa lamak, liat, likat warna kuning muda atau
kuning pucat, agak tembus cahaya bau lemah dan khas.
|
Bagian yang
diambil
|
:
|
Lemak yang dimurnikan dari bulu domba.
|
Pembuatan
|
:
|
Pada bulu domba terdapat 10-50 % lemak yang merupakan
selaput luar bulu tersebut. Air sabun bekas pencuci bulu mengandung lemak
tersebut. Pada air cucian ditambah asam sulfat dan magma berlemak yang
terpisah diambil, magma diperas panas-panas untuk memisahkan kotoran-kotoran.
Lemak yang diperoleh dimurnikan lagi, jika masih berisi
asam lemak bebas.
Lemak bulu domba dapat pula diperoleh langsung yaitu
secara disari dengan pelarut organik.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya atau
ditempat sejuk.
|
2. ADEPS SUILLUS
Nama sinonim
|
:
|
Lemak babi, Lard.
|
Nama hewan
asal
|
:
|
Sus scrofa (L.)
|
Keluarga
|
:
|
Suidae
|
Penggunaan
|
:
|
Bahan salap, emplastrum
|
Sediaan
|
:
|
Emplastrum Plumbi Oxydi.
|
Pemerian
|
:
|
Lemak lunak, likat, warna putih bau leak tapi tidak
tengik, jika dileburkan menjadi cairan jernih dan kemudian dibiarkan, tidak
terpisah air.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Lemak dari rongga perut.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
3. CERA ALBA
Nama Sinonim
|
:
|
Malam putih, White Bees Wax.
|
Nama hewan
|
:
|
Apis Mellifera (L.) dan species lain.
|
Keluarga
|
:
|
Apidae
|
Zat
berkhasiat Utama/Isi
|
:
|
Mirisin (Mirisilpalmitat), terdapat pula asam
serotinat, serasin (campuran parafin), asam melisinat, seril-alkohol.
|
Penggunaan
|
:
|
Bahan salap
|
Sediaan
|
:
|
Methylis Salicylatis unguentum (F.N), Unguentum Leniens
|
Pemerian
|
:
|
Zat pada lapisan tipis bening warna putih kekuningan,
bau lemah.
|
Bagian yang
digunakan
|
:
|
Malam dari sarang yang telah dibersihkan dan yang telah
diputihkan.
|
Cara
memperoleh
|
:
|
Dulu diputihkan secara dijemur dan bentuk pita-pita
tipis. Sekarang dioksidir dengan hidrogenperosida, kalium permanganat atau
benzoil-peroksida.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
4. CERA FLAVA
Nama Sinonim
|
:
|
Malam kuning, Yellow Bees wax, yellow wax, bees
wax
|
Nama hewan
asal
|
:
|
Apis Mellifera (L.)
|
Keluarga
|
:
|
Apidae
|
Zat
berkhasiat Utama/Isi
|
:
|
Mirisin (=Mirisilpalmitat), serin atau asam serotinat,
asam melisinat, mirisil-alkohol, hidrokarbon heptakosan dan hentrakontan.
|
Penggunaan
|
:
|
Bahan salep.
|
Sediaan
|
:
|
Oculentum Hydrargyri Oxydi Flavi (FOI)
|
Pemerian
|
:
|
Zat padat, jika dingin agak rapuh, jika hangat enjadi
elastis, bekas patahan buram dan berbutir warna coklat kekuningan, bau enak
seperti madu.
|
Bagian yang
diambil
|
:
|
Malam yang telah dibersihkan dari sarang apis
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
5. CETACEUM
Nama Sinonim
|
:
|
Setaseum, Spermaseti
|
Nama hewan
asal
|
:
|
Physeter
macrosephallus
Physeter catodon (L.) dan Hyperoodon rostratus (Miller)
|
Keluarga
|
:
|
Physeteridae
|
Zat
berkhasiat Utama/isi
|
:
|
Setin ( = setilpalmitat ), setilstearat, setiloleat,
setilaurat, setilmiristinat, dan setil alcohol.
|
Penggunaan
|
:
|
Bahan salap
|
Sediaan
|
:
|
Unguentum Leniens (Form.
Nas).
|
Pemerian
|
:
|
Massa hablur bening, licin, warna putih mutiara, bau
dan rasa lemah.
|
Bagian yang
diambil
|
:
|
Malam padat murni yang diperoleh dari minyak lemak yang
terdapat pada kepala, lemak dan badan ikan.
|
Cara
memperoleh
|
:
|
Binatang menyusui ini kepalanya besar, bagian atas
kepala berisi cairan yang setelah binatangnya mati, menjadi padat putih
seperti bunga karang, merupakan campuran setaseum dan minyak lemak. Dengan
perasan, pencucian dengan soda dan lain sebagainya diperoleh setaseum murni.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
6. GELATINUM
Nama Sinonim
|
:
|
Gelatina
|
Zat
berkhasiat utama
|
:
|
Glutina tersusun atas glikokol, leusin, prolin, asam
glutamat, lisin, arginin, alanin, asam asparoginat, fenil-alanin, oksiprolin
dan histidin.
|
Penggunaan
|
:
|
Bahan kapsul, salep, cairan transfusi.
|
Keterangan
|
:
|
Gelatina adalah protein yang diperoleh dari bahan
kalogen.
Ada dua macam tipe gelatina yaitu :
Type A dengan titik iso-electric pada pH 7-9, Type B
dengan titik iso-electric pada pH 4,7-5,0
Kwalitas dan sifat-sifat gelatina ditetapkan oleh
perbandingan antara glutina dan khondrina yang terdapat padanya.
Gelatina makanan dapat dibuat dari 3 sumber utama,
yaitu : tulang-tulang yang sudah bersih, kulit babi yang baru dibekukan, dan
kulit sapi muda.
Tulang yang diolah dengan asam klorida menghasilkan
garam kalsium yang larut dalam Osein.
Osein dan kulit sapi muda jika diolah dengan kapur,
memberikan kolagen kotor yang setelah dimurnikan pada pH 5 –
6 menghasilkan gelatin tipe B.
Kulit babi yang diolah dengan asam klorida dan disari
pada pH 3,5 – 5 akan menghasilkan lemak dan gelatin tipe A.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
7. MEL
DEPURATUM
Nama Sinonim
|
:
|
Madu murni
|
Nama hewan
asal
|
:
|
Apis mellifera (L.)
|
Keluarga
|
:
|
Apidae
|
Zat
berkhasiat Utama/Isi
|
:
|
Gula invert, saccharosa, dekstrin, abu, air, zat atsiri
aromatik, asam semut (sedikit)
|
Penggunaan
|
:
|
Sebagai sumber hidrat arang yang mudah dicerna,
reduktor dalam sediaan-sediaan ferro.
|
Pemerian
|
:
|
Cairan kental serupa sirup, bening, warna kuning muda
sampai coklat kekuningan, rasa manis khas bau enak khas, jika dipanaskan
diatas penangas air bau menjadi lebih kuat, tetapi tidak berubah.
|
Bagian yang
diambil
|
:
|
Madu
|
Cara memperoleh
|
:
|
Madu yang diperoleh dari sarang apis ini, dimurnikan
dengan pemanasan dibawah suhu 800, didiamkan, kotoran yang
mengapung diambil, kemudian madu diencerkan dengan air secukupnya hingga
bobot per ml memenuhi persyaratan.
|
Jenis-jenis
|
:
|
Di Mesir dan dari apis fasciata, di Senegel dari apis
adamsonii di Afrika dari apis caffra dan apis scutella.
Di Madagaskar dari apis unicolor. Di India dari apis
dorsata (apis indicata = apis florea).
Madu erhalus adalah madu yang diperoleh tanpa pemerasan
tetapi dibiarkan mengalir dari sarang lebah, jika dipusingkan memberika madu
yang paling jernih.
Virgin honey adalah madu yang diperoleh dari sarang yang belum
perbah terbuka.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
8. THYROIDUM
Nama Sinonim
|
:
|
Tiroida
|
Nama hewan
asal
|
:
|
Serbuk kering dari kelenjar tiroid binatang menyusui,
telah dibersihkan dari jaringan pengikat dan lemak.
|
Zat
berkhasiat/isi
|
:
|
Tiroksin, triyodotironin, diyodotirosin, Mono yodo
tirosin.
|
Persyaratan
kadar
|
:
|
Kadar yodium yang terikat sebagai senyawa organik tidak
kurang dari 0,17 % dan tidak
lebih dari 0,20 %
|
Penggunaan
|
:
|
Pengobatan terhadap hipotiroidisme (kerdil dan
myxoedema).
|
Sediaan
|
:
|
Thyroidi Compressi – F.I.
|
Merian
|
:
|
Serbuk warna kekuningan hingga coklat, bau lemah, mirip
bau daging rasa asin.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
|
BAB V
SIMPLISIA DARI MINYAK MINERAL
1. Paraffinum Liquidum (F.I)
2. Paraffinum Solidum (F.I)
3. Vaselin Album (F.I)
4. Vaselin Flavum (F.I)
1.
PARAFFINUM LIQUIDUM
Nama Sinonim
|
:
|
Parafin cair, White mineral oil liquid petrolium,
Mineral oil.
|
Zat
berkhasiat Utama/isi
|
:
|
Hidrocarbon (C17H36 sampai C27H56 hidrokarbon
siklis, hidrokarbon tidak jenuh dan derivat derivat dari benzen).
|
Penggunaan
|
:
|
Bahan salep dan pencahar
|
Sediaan
|
:
|
-
Betamethasoni cremor (Form. Nas).
-
Cliquilini cremor (Form. Nas).
-
Cliquinolini Hydrocortisoni cremor (Form.nas)
-
Clioquinolini Hydrocortisoni (F.N)
-
Gentamycini cremor (Form. Nas).
-
Dexamethasoni Neomycini cremor (Form.nas).
-
Dibucaini cremor (Form. Nas).
-
Dienostroli cremor (Form. Nas).
-
Gentamycini unguentum(Form. Nas).
-
Hydrocortisoni cremor (Form. Nas).
-
Hyoscini oculentum (Form. Nas).
-
Prednisoloni unguentum (Form. Nas).
-
Triamcinologi Acetonidi unguentum (F.N)
-
Unguentum Leniens (Form. Nas).
|
Pemerian
|
:
|
Cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi, tidak
berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak berasa.
|
Cara
memperoleh
|
:
|
Diperoleh dari minyak mineral.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya.
|
2. PARAFFINUM SOLIDUM
Nama Sinonim
|
:
|
Parafin padat,paraffin, paraffin wax
|
Cara
memperoleh
|
:
|
Minyak mineral
Diperoleh dari residu minyak tanah kasar, residu ini
disuling lagi, maka diperoleh minyak parafin sebagai distilat yang kemudian
diolah dengan asam sulfat dan selanjutnya dengan larutan natrium hidroksida
(selama pengolahan dibuat tetap cair secara dipanaskan dengan uap air setelah
terpisah dari bagian airnya, minyak parafin dibekukan menjadi zat
yangsetengah padat kemudian diperas.
Bagian minyak yang cair dipakai sebagai minyak pelumas,
bagian yang padat dicairkan, dibekukan dan diperas lagi pada suhu yang tidak
lebih tinggi dari tadi, hasilnya dikenal sebagai refined wax.
Zat ini dicuci, diperas, dicairkan dan dialirkan lewat
arang tulang (atau bahan-bahan lain sejenis), dan dibekukan, terbentuk massa
yang keras, tembus cahaya dan tidak berwarna.
|
Zat khasiat
utama
|
:
|
Sama seperti parafin cair.
|
Penggunaan
|
:
|
Bahan pengeras salep, zat tambahan.
|
Sediaan
|
:
|
Balsamum Album
Balsamum Rubrum
|
Pemerian
|
:
|
Padat, sering menunjukkan susunan hablur, warna putih
atau tidak berwarna, tidak berasa, agak licin, jika terbakar nyala terang
jika dileburkan menghasilkan cairan yang tidak berfluorosensi.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
3. VASELINUM
ALBUM
Nama sinonim
|
:
|
Vaselni putih, White petrolium
|
Zat
berkhasiat Utama
|
:
|
Hidrokarbon berat molekul tinggi terutama
parafin-parafin, senyawa-senyawa hidrokarbon siklis dan hidrokarbon tidak
jenuh.
|
Penggunaan
|
:
|
Bahas salep, pencahar lemah
|
Sediaan
|
:
|
- Bacitracini
Neomycini
Polymix ini unguentum (F.N).
-
Balsamum Album (F.N).
-
Betamethasoni cremor (F.N).
-
Cloramphenicoli unguentum (F.N).
-
Chrysarobini unguentum (F.N).
-
Clioquinolini cremor (F.N).
-
Getamycini cremor (F.N).
-
Dexamethasoni Phophatis cremor (F.N).
-
Dibucaini cremor (F.N).
-
Gentamycini unguentum (F.N).
-
Hyoscini oculentum (F.N).
-
Ichtamoli unguentum (F.N).
-
Hydrocortisoni unguentum (F.N).
- Tetracyclini
Hydrochloridi unguentum (F.N).
-
Triamcioloni Acetonidi cremor (F.N).
-
Triamcioloni Acetonidi unguentum (F.N).
-
Triprllenamini cremor (F.N).
-
Zinci unguentum (F.N).
-
Vaselinum Hydrophylium (F.N).
|
Pemerian
|
:
|
Massa lunak, lengket, bening warna putih, warna ini
tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk,
berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan tidak berbau, hampir tidak berasa.
|
Cara
memperoleh
|
:
|
Vaselinum flavum yang telah diputihkan.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
4. VASELINUM FLAVUM
Nama Sinonim
|
:
|
Vaselin kuning, petrolium.
|
Zat
berkhasiat
|
:
|
Serupa dengan vaselin putih.
|
Penggunaan
|
:
|
Bahan salep, pencahar lemah.
|
Sediaan
|
:
|
- Aethylis Aminobenzoatis
unguentum (F.N)
-
Aethylis Aminobenzoatis Tannini unguentum (F.N).
-
Balsamum Rubrum (F.N).
-
Olei Iecoris unguentum (F.N).
-
Peruviani unguentum (F.N).
-
Prednisoloni unguentum (F.N).
-
Recorcinoli unguentum compositum (F.N).
-
Zinci pasta (F.N).
|
Pemerian
|
:
|
Massa lunak, lengket, bening, warna kuning muda sampai
kuning, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan dingin tidak
diaduk.
Berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan, tidak
berbau, hampir tidak berasa.
|
Cara
memperoleh
|
:
|
Diperoleh dari minyak mineral
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
BAB VI
Antibiotika
Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh jasad
renik, dan dalam kadar yang sangat kecil mempunyai kemampuan untuk membunuh
atau menghambat pertumbuhan jasad renik lain (virus, riketsia, bacteria,
protozoa, cendawan).
Dewasa ini
pengertian antibiotika juga mencakup senyawa-senyawa kimia yang bersifat
bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan atau yang bersifat
bakterisida (membunuh kuman) dan diperoleh secara sintesia murni (misalnya
kloramfenikol dan tetrasiklina) atau secara semi sintesia (misalnya ampisilina
dan kloksasilina).
Contoh dari
antibiotika golongan penisilia yang diperoleh dari biakan jasad renik dan yang
diperoleh dengan cara semisintesa adalah sebagai berikut :
Penisilina alam
|
:
|
Benetamina penisilina, benzatina penisilina, benzil
penisilina,
Fenoksimetil penisilina, prokaina penisilina.
|
Penisilina semisintesa
|
:
|
Ampisilina, kloksasilina, metisilina, nafsilina,
oksasilina, penamesilina, propisilina.
|
Perkataan
antibiotika berasal dari 2 perkataan Yunani, yaitu : anti yang berarti melawan
dan bio yang berarti kehidupan. Antbiotika “Broad spectrum” adalah antibiotika
yang efektif berbagai kelompok jasad renik (kelompok virus, riketsia, kuman dan
lain sebagainya) dan berfaedah untuk pengobatan infeksi ganda.
Antibiotika yang termasuk “Broad spectrum” antara lain adalah ampisilina,
karbensilina, kloramfenikol, klortetrasiklina, demitilklortetrasiklina,
doksisiklina, gentamisina, kanamisina, neomisina, oksitetrasiklina dan
derivatnya, rolitetrasiklina dan tetrasiklina.
Antibiotika yang
cocok untuk pengobatan terhadap infeksi kuman-kuman gram positif antara lain
adalah basitrasina, penisilina dan derivatnya, gramisidin, linkomisina,
novohiosina, natrium fusidat, spiramisina, triasetiloleandomisina, tirotrisina
dan vankomisina.
Antibiotika untuk
pengobatan infeksi kuman gram negatif, antara lain adalah kolistina, polimiksina
B dan sulfokmiksina.
Untuk pengobatan tuberkulosa dan lepra digunakan
sikloserinadihidrostrep tomisina, streptomisina, rifamisina dan viomisina untuk
pengobatan infeksi protozoa digunakan paranomisina.
1. Amoxicillinum
=Amoksisilina (F.I)
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak
kurang dari 90% C16 H19 N3 O5S
dihitung
Terhadap zat hidrat arang.
Pemerian
: serbuk hablur,putih,praktis tidak berbau
Sediaan
: Amoxicillini capsulae
2. AMPCILLINUM =
Ampisilina (F.I)
Persyaratan Kadar
|
:
|
Ampisilina mengandung tidak kurang dari 95 % C16H19N3O4S,
masing-masing dihitung terhadap zat anhidrat.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur renik, warna putih, tidak berbau atau
hampir tidak berbau, rasa pahit.
|
Sediaan
|
:
|
Ampicillini Capsulae (F.I), Ampicillini
Trihidrat, Ampicillini Trihydratis Capsulae, Ampicillini Pro
Suspension.
|
3. BACITRACINUM = Basitrasina (F.I)
Sumber
|
:
|
Basitrasina adalah antimikroba
yang dihasilan oleh biakan Basillus licheniformis atau Basillus
subtilisvar. Tracy (Familia Basillaceae).
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk warna putih sampai coklat,
tidak berbau atau berbau lemah, rasa pahit.
|
Sediaan
|
:
|
Bacitracinum pro Injectione,
Bacitracini Oculentum, Bacitracini unguentum
|
4. CEPHALEXINUM (F.I)
Sumber
|
:
|
Sefalaksina berasal dari fungus Cephalosporiumaeromonium.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur, putih sampai putih
kuning gading, bau khas
|
Sediaan
|
:
|
Cephalexini Capsulae, Cephalexini
Compressi
|
5. CEPHALORIDIUM = Sefaloridini (F.I)
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur, putih bau lemah
mirip piritina, rasa pahit
|
Sediaan
|
:
|
Cephalorodinum pro Injectione
|
6. CHLORAMPHENICOLUM = Kloramfenikol (F.I)
Persyaratan Kadar
|
:
|
Kloramfenikol mengandung tidak
kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0 C11H12Cl2N2C5,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
|
Pemerian
|
:
|
Hablur halus berbentuk jarum atau
lempeng memanjang warna putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan,
tidak berbau, rasa sanga pahit, dalam larutan asam lemah, mantap.
|
Sediaan
|
:
|
Chloramphenicoli Capsule,
Chloramphenicoli Ucolentum, Chloramphenicoli Unguentum, Chloramphenicoli
Palmitas, Chloramphenicoli Palmitatis Suspensio.
|
7. Cloxacillinum
natricum=kloksasilin natrium (F.I)
Persyaratan
Kadar
: mengandung dengan
setara tidak kurang dari 825 mg kloksasilin
C19 H18 CIN3 O5 S,
per mg
Pemerian:
hablur putih,tidakberbau,
Sediaan
: -
8. CLINDAMYCINI HYDROCHLORIDUM (F.I) =
Klindamisina Hidroklarida
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur warna putih, rasa
pahit.
|
Sediaan
|
:
|
Clidamysini Hydrochloridi Capsulae
|
9. COLISTINI
SULFAS (FI) = Kolistini sulfat
Sumber : adalah anti bakteri yang di
peroleh dari hasil pembiakan Bacillus polymixia varietas
colistinus
Persyaratan
kadar : potensi
yang setara dengan tidak kurang dari 500 kolistin
per mg
Pemerian
: serbuk
halus, putih, sampai agak putih, tidak berbau.
10. DEMECLOCYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I)
Sumber
|
:
|
Adalah garam hidroklorida. Zat
anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan Streptomyces aureofaciens(Familia
Streptomycetaceae), atau yang dibuat denngan cara lain.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur warna kuning, tidak
berbau, rasa pahit.
|
Sediaan
|
:
|
Demeclocyclini Hydrocloridi
Capslae (F.I)
|
11. DOXYCYCLINUM
(F.I)
Sumber
|
:
|
Termasuk golongan tetracycline dan
dibuat secara sintesa
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur kuning.
|
Sediaan
|
:
|
Doxycyclinum pro suspension,
Doxycyclinum Hydrochloridum Capsulae
|
12. ERYTHOMYCINUM = Eritromisina (F.I)
Sumber
|
:
|
Zat anti mikroba yang dihasilkan
oleh biakan pilihanStreptomyces erythreus Waksman
(Familia Streptomycetaceae)
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur, warna putih atau
agak kuning, tidak berbau, atau hampir tidak berbau, rasa pahit, agak
higroskopik.
|
Sediaan
|
:
|
Erithromycini Compressi,
Erithromycini Stearas.
|
13. FRAMYCETINI SULFAS = Framisetina Sulfat (F.I)
Sumber
|
:
|
Zat anti mikroba yang yang
dihasilkan
oleh biakan pilihan Streptomyces fradial
atauStreptomcyces decaris (Famila
streptomyceataceae).
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk putih, putih kekuningan,
tidak berbau, hampir tidak berbau, tidak berasa, higroskopik.
|
14. GENTAMICINI SULFAS = Gentamicina
Sulfat (F.I)
Sumber
|
:
|
Gentamicina Sulfat adalah garam
sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Micromonosphora
purpurea.
|
Persyaratan Kadar
|
:
|
Potensi tiap mg setara dengan
tidak kurang dari 590 mcg gentamisina, dihitung sebagai zat anhidrat.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk, warna putih sampai coklat.
|
Sediaan
|
:
|
Gentamycini Sulfatis Cremor,
Gentamycini Sulfatis Compressi.
|
15.
GRISEOFUIVINUM = Griseofulfina (F.I)
Sumber
|
:
|
Griseofulfina adalah anti fungi
yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penisillinum griseofulvumatum atau
diperoleh
dengan
cara lain
|
Persyaratan Kadar
|
:
|
Mengandung tidak kurang 97,0%dan
tidak lebih dari 102,0% C17H17ClO6, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk warna putih sampai kuning
gading pucat, tidak berbau tidak berasa, umumnya ukuran zarah maksimum sampai
5 µm, boleh terdapat beberapa zarah berukuran lebih dari 30 µm.
|
Sediaan
|
:
|
Griseofulvini Compressi (F.I)
|
Kalii
Benzylpenicillina Compressi (F.I)
|
16.
KANAMYCINI SULFAS = Kanamisina Sulfat (F.I)
Sumber
|
:
|
Kanamisina sulfat adalah garam
monosulfat, C18H36N4C11SO4 (BM
582,60) atau garam sulfat asam C18H36N4O111,7H2SO4 (BM
651,20) kanamisina, zat anti mikroba yang dihasilkan olehStreptomyces kanamycetus (Familia
Streptoecetaseae)
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur, warna putih atau
hampir putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau
|
Sediaan
|
:
|
Kanamycini Sulfatis Injectio
|
17.LINCOMYCINI HYDROCHLORIDUM = Linomisin ahaidroklorida
Persyaratan kadar : Potensi setara
dengan tidak kurang dari 790 per mg, Linkomsin, C16H34N2O6S
Pemerian lemah, : Serbuk hablur, warna
putih, tidak berbau atau berbau lemah, stabil terhadap pengaruh udara dan
cahaya.
Sediaan
: Lincomicini Hidrochloridi Capsulae
Lincomicini
Hidrochlridi Injectio
18. MINOCYCLINI HYDROCHLORIDUM (FI) =
Minosiklin Hidroklorida
Persyaratan kadar : mengandung setara
dengan tidak kurang dari 890 dan tidak lebih dari 950 C23H27N3O7 HCL
Pemerian : serbuk hablur kuning
19.
NEOMYCINI SULFAS = Neomisina Sulfat (F.I)
Sumber
|
:
|
Neomisina sulfat adalah campuran
garam sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihanStreptomyces
Fradiae (Familia Streptomycetaceae).
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk warna putih atau putih
kekuningan, hampir tidak berbau, higroskopik.
|
20.
NYSTATINUM = Nistatina (F.I)
Sumber
|
:
|
Nistatina adalah zat anti fungi
yang umumnya dihasilkan oleh biakan Streptomyces noursei (Familia Streptomycetaceae) atau
dengan cara lain.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk warna kuning sampai coklat
muda, bau khas
|
Sediaan
|
:
|
Nystatini Compressi, Nystatinum
pro Suspensione, Nystatini Unguentum
|
21.
OXYTETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM
=
Oxytetrasiklina Hidroklorida (F.I)
Sumber
|
:
|
Oksitetrasiklina hidroklorida
adalah garam hidroklorida zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan
pilihanStreptomyces remosus (Familia Streptomycetaceae) atau yang
dibuat dengan cara lain.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur, warna kuning, tidak
berbau, rasa pahit, hidrogrospik.
|
22.PAROMOMYCINI SULFAS = Paaromomisin
Sulfat
Sumber : Dihasilkan oleh Streptomyces
rimosus var. Romomycinus
Pemerian : Serbuk putij krem sampai
kuning terang, tidak berbau, sangat Higroskopis
23.PHENOXYMETHYLPENICILLINUM (FI) =
Penisilin V
Persyaratan kadar : Potensi Penisilin V
tidak kurang dari 1525 dan tidak lebih dari 1780 unit Penisilin V per mg
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak
berbau
Sediaan : Phenoxymethylpenicillini
Compressi
24.POLYMYXINI B SULFAS = Polimiksina B
Sulfat (F.I)
Sumber : Poimiksian B sulfat adalah
campuran garam sulfat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Bacillus
polymixa (Familia Bacillaceae), atau yang dibuat dengan cara lain.
Pemerian : Serbuk warna putih sampai
kuning gading, tidak berbauatau berbau khas lemah
Sediaan :
25.RIFAMPICINUM (F.I) = Rifampisina
Sumber : Adalah kelmpok bagi sejumlah
zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyeces
mediterraneijenis-jenis rifampisina ditandai dengan huruf-huruf dibelakang
namanya. Rifampisina A,B,C,D dan E diperoleh dari alam. Rifampisina O, S dan SV
adalah derivat dari rifampisina B.
Pemerian : Serbuk hablur, coklat merah
Sediaan : Rifampicina Capsulae
26.STREPTOMYCINI SULFAS = Streptomisina
Sulfat (F.I)
Sumber : Streptmisina Sulfat adalah
garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces
griseus(Kransky) Waksman et Nenrici (Familia Streptomycetaceae), atau yang
dibuat dengan cara lain.
Pemerian : Zat padat warna putih atau
hampir putih, tidak berbau atau berbau lemah, rasa agak pahit
Sediaan : Streptomycini Sulfatis
Injectio,
27.TETRACYCLINUM (F.I) = Tetrasiklina
Sumber : Tetrasiklina adalah zat
antimikroba yang diperoleh dengan cara deklorinasi klotetrasiklina, atau dengan
mereduksi oksitetrasiklina, atau dengan cara fermentasi.
Pemerian : Serbuk hablur renik, warna
kuning tidak berbau
Sediaan : Tetracyclini Suspensione
28. TETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I) =
Tetrasiklina Hidroklrida
Sumber : Tetrasiklina Hydroklorida
adalah garam hidroklorida zat anti mikroba yang diperoleh dengan cara mereduksi
katalitik klortetrasiklina atau dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces
aureofaciens ( Familia Streptomycetaceae).
Sediaan : Tetracyclini Hydrochloridi
Capsulae
29.THIAMPHENICOLUM (FI) = Tiamfenikol
Persyaratan kadar : mengandung tidak
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C12 H15 CL2NO5S
di hitung terhadap zat yang telah terhadap yang telah di keringkan
Pemerian
: serbuk hablur halus, putih sampai putih kekuningan, tidak berbau
30. VANCOMYCIN HYDROCHLORIDUM (F.I.) =
vankomisina hidroklorida
Sumber : Antimikroba yang umum di
hasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces orientalis
Pemerian: serbuk warna kehitaman atau
coklat, tidak berbau, rasa pahit
Sediaan: -
BAB VII
IMMUNOSERA
Immonuserumai
Immonuserum
adalah sediaan mengandung imunoglobulin khas yang di peroleh dari serum hewan
dengan pemurnia. Immonuserum mempunyai kekuatan khas mengikat venin atau toksin
atau toksoin yang dibentuk oleh bakteri atau mengikat antigen bakteri, antigen
virus antau antigen lain yang di gunakan untuk pembuatan sediaan.
Immonuserum diperoleh dari hewan sehat yang diimunisasi dengan penyuntikan
toksin atau toksoid, venin, suspensi mikroorganisme atau antigen lain yang
sesuai. Selama imunisasi hewan tidak boleh diberi penisilin. Imunoglobulin khas
diperoleh dari serum yang mengandung kekebalan dengan pengendapan fraksi dan
perlakuan dengan enzim atau dengan cara kimia atau fisika lain.
Dapat
ditambahkan pengawet antimikroba yang sesuai dan ditambahkan serba sama bila
sediaaan dikemas dalam dosis ganda. Sediaan yang diperoleh dengan pengeringan
bekuan mengandung air tidak lebih dari 1,0% Rekontutitusi dilakukan pada saaat
akan digunakan.
Pemerian :
Imunoserum
cair
: Hampir tidak berwarna atau kuning pucat, tidak keruh, hampir
tidak berbau kecuali bau pengawet antimikroba yang
ditambahkan.
Imunoserum kering beku : Berupa padatan
atau serbuk warna putih atau kuning pucat,
mudah larut dalam air membeku larutan tidak berwarna
atau kuning pucat dan mempunyai sifat sesuai dengan
sediaan cair.
Persyaratan berikut berlaku untuk imunoserum cair dan imunoserum kering
beku yang direkonstitusi.
1. IMMUNOSERUM
BOTULINICUM (FI) = Imunoserum Botulinum = Antitoksin Botulinum
Imunoserum Anti Botulinum adalah sediaan yang mengandung globulin
antitoksik khas yang mempunyai kekuatan dapat menetralkan toksin yang
dihasilkan oleh Clostridium botulinum tipe A.B. dan E.
Persyaratan kadar
:
Potensi tidak kurang dari 500 unit per ml masing-masing
Untuk
tipe A dan B, dan tidak kurang dari 50 unit per ml
Untuk
tipe E
Pemeriaan
: Memenuhi
syarat seperti yang tertera pada Imunosera
Identifikasi
: Menetralkan
secara sepesifik dan mengurangin bahaya toksin
Yang
dihasilkan oleh satu tipe atau beberapa tipe Clostridium
Botulinum yang tertera pada etiket.
2. IMMUNOSERUM
DIPHTERICUM = Imunoserum Difteri = Antitoksin Difteri
Imunoserum Difetri adalah sediaan yang mengandung globulin antitoksik khas
yang mempunyai kekuatan dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphteriae.
Persyaratan kadar
: Potensi tidak kurang dari 1000 unit per
ml, untuk
Imunoserum dari serum kuda, tidak kurang dari
500 unit per ml untuk imunoserum dari jenis lain.
Pemeriaan
: Memenuhi sarat seperti yang tertera pada Imunosera
Identifikasi
: Menetralkan secara khas toksin Corynebacterium
Diphteriae, sehingga mengurangin bahaya terhadap
Hewan
peka.
3. IMMUNOSERUM
TETANICUM = Imunoserum Tetanus = Antitoksin Tetanus
Imunoserum Tetanus adalah sediaan yang mengandung globulin antitoksik khas
yang mempunyai kekuatan dapat menetralkan toksin Clostridium tetani.
Persyaratan
kadar : Tidak kurang dari 1000 unit
per ml untuk dosis pencegahan
Dan tidak kurang dari 3000 unit per ml untuk dosis
Pengobatan.
Pemeriaan
: Memenuhi sarat seperti yang tertera pada Imunosera.
Identifikasi
: Dapat menetralkan secara khas toksin Clostridium tetani,
Sehingga mengurangi bahaya terhadap hewan uji yang peka.
4. IMMUNOGLOBULINUM
NORMAL = Imunoglobulin Normal
Imunoglobulin Normal adalah sediaan cair atau beku kering, mengandung
imunoglobulin terutama imunoglobulin G (IgG), dapat mengandung protein lain.
Sediaan ini digunakan untuk injeksi muskulair.
Diperoleh dari plasma atau serum atau plasenta normal dan segara dibekukan.
Persyaratan kadar
: Mengandung 90% hingga 110% protein dari
jumlah yang
Tertara pada etiket, dalam hal tertentu mengandung protein
Tidak
kurang dari 10% dan tidak lebih dari 18%.
Pemeriaan
: Sediaan cair jernih dan berwana kuning pucat sampai coklat
Muda, selama penyimpanan dapat terbentuk kekeruhan.
Sediaan beku kering berbentuk serbuk atau masa rapuh
Berwana putih sampai agak kuning.
Wadah dan penyimpanan :
Ø Sediaan cair, disimpan dalam wadah kaca
tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung cahaya pada suhu 20 sampai
80.
Ø Sediaan beku kering, disimpan dalam
hampa udara atau gas inert, terlindung dari cahaya pada suhu 20 sampai
80.
Deng an kondisi penyimpanan diatas, potensi dapat dipertahankan hingga 3
tahun untuk sediaan cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.
5. IMMUNOGLOBULINUM
HEPATITIS B = Immunoglobulin hepatitis B
Imunoglobulin Hepatitis B adalah sediaan cair atau beku kering, mengandung
imunoglobulin manusia terutama imunoglobulin G (IgG). Diperoleh dari plasma
atau serum yang mangandung antibodi spesifik terhadap antigen permukaan
hepatitis B.Imunoglobulin Hepatitis B dibuat seperti yang tertera pada
imunoglobulin normal.
Persyaratan kadar
: Mengandung tidak kurang dari 100 unit
per ml.
Pemeriaan
: Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Imunoglobulin
Normal.
Wadah dan penyimpanan :
Ø Sediaan cair,
disimpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung cahaya
pada suhu 20 sampai 80.
Ø Sediaan beku
kering, disimpan dalam hampa udara atau gas invert, terlindung dari cahaya pada
suhu 20 sampai 80.
Dengan kondisi penyimpanan diatas, potensi
dapat dipertahankan hingga 3 tahun untuk sediaan cair dan 5 tahun untuk sediaan
beku kering.
6. IMMUNOGLOBULINUM
RABIECUM = Imunoglobulin Rabies
Adalah sediaan cair atau beku kering mengandung imunoglobulin manusia
terutama imunoglobulin G (IgG). Diperoleh dari plasma atau serum yang
mengandung antibodi spesifik terhadap virus rabies. Dapat ditambahkan
Imunoglobulin Normal.Imunoglobulin rabies dibuat seperti yang tertera pada
pembuatan Imunoglobulin Normal.
Persyaratan
kadar : Mengandung tidak kurang dari
150 unit per ml.
Pemeriaan
: Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Imunoglobulin
Normal.
Wadah dan penyimpanan :
Ø Sediaan cair, di simpan dalam wadah
kaca tidak berwarna, tertutup
Ø Kedap, terlindung cahaya pada suhu 20 sampai
88
Ø Sediaan beku kering, di simpan dalam
hampa udara atau gas intert, terlindung dari cahaya pada suhu 20 sampai
80
Dengan kondisi penyimpanan diatas, potensi dapat di
pertahankan hingga 3 tahun untuk sediian cair dan 5 tahun untuk sediaan beku
kering.
7. IMMUNOGLOBULINUM
HUMANUM MORBILLICUM = Imunoglobulin Campak
Adalah sediaan cair atau beku kering menganduna
imunoglobulin manusia terutama imunoglobulin G ( IgG). Di peroleh dari plasma
atau serum yang mengandung anti bodi spesifik terhadap virus campak, dapat di
tambahkan Imunoglobulin Normal Imunoglobulin campak di buat seperti yang
tertera pada pembuatan Imunoglobulin Nor,mal.
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang
dari 50 unit per ml
Wadah dan penyimpanan :
Ø Sediaan cair, di simpan dalam wadah kaca tidak tembus cahaya, tertutp
kedap, tidakberwarna, pad suhu 20sampai 80
Ø Sediaan beku kering, di simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, hampa udara
atau gas inert, pada suhu 20 sampai 80
Dengan kondisi penyimpanan di atas, potensi dapat di pertahankan hingga 3
tahun untuk sediian cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.
8. IMMUNOGLOBULINUM
HIMANUM TETANICUM = Imunoglobulin Tetanus
Adalah sediaan cair atau beku kering mengandung
imunoglobulin manusia, terutama Imunoglobulin G (IgG), di peroleh dari plasma
atau serum yang mengandung antibodi spesifik terhadap Clostridium tetani. Dapat
di tambahkan Imunoglobulin Normal.
Persyaratan Kadar: Mengandung tidak kurang dari 50 Unit
per mil.
Pemerian: Memenuhi syarat yang tertera pada imunoglobulin
normal.
Wadah dan penyimpanan:
Ø Sediaan cair,
di simpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung cahaya,
pada suhu 20 sampai 80
Ø sediaan beku
kering , di simpan dalam wadah, hampa udara atau gas invert, terlindung cahaya,
pada suhu 20 sampai 80
Dengan kondisi penyimpanan di atas,potensi dapat di
petrahankan hingga 3 tahun untuk sediaan cair dan 5 tahun untuk sediaan bku
kering.
BAB VIII
VACCINA
Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat antigenik yang
mampu
Menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia.
Vaksin
dibuat dari bakteria, riketsiaatau virus dan dapat berupa suspensi
Organisme hidup atau inaktif atau fraksi-fraksinya atau toksoid.
Metode
pembuatan bervariasi tergantung dari jenis vaksin seperti yang tertera dibawah
ini atau dalam masinng-masing monografi dan di rancang agar dapat mempertahankan
sifat antigenitas yang sesuai,mebuat sediaan tidak berbahaya dan bebas dari
kontaminasi senyawa asing.
Pada
waktu pembuatan dapat ditambahkan bahan pembantu yang sesuai,tetapi tidak boleh
ditambahkan penisilin pada setiap tahap pembuatan atau pada produk
akhir.kecuali dinyatakan lain dalam monografi, streptomisina tidak boleh
digunakan pada pembuatan vaksin; penambahan ke dalam biakan sel yang akan di
gunakan dalam produksi vaksin diperkenankan,tetapi tidak boleh terdeteksi jika
dibiakan sel diinokulasi dengan virus.
Jika
vaksi dikemas dalam wadah dosis ganda,kecuali dinyatakan lain dalam monografi
,dapat ditambahkan pengawet antimikroba yang sesuai selain antibiotik pada
vaksin steril dan vaksin inaktif dan penambahannya secara bervariasi. Pengawet
antimikroba tidak ditambahkan pada persediaan vaksin yang akan dikeringkan.
Produk
akhir dibagikan secara aseptik ke dalam wadah yang memenuhi syarat dan ditutup
kedap untuk mencegah kontaminasi mikroba; atau dibagikan dalam wadah steril,
kemudian dibekukerinkan dengan cara yang sesuai untuk mengurangi kadar air
hingga tidak lebih dari 2,0% dalam produk akhir, kecuali dinyatakan lain dalam
monografi. Wadah kemudian ditutup kedap dalam hampa udara atau dapat diisi gas
nitrogen bebas oksigen atau gas inert yang sesuai sebelum wadah di tutup kedap
untuk menghindari kontaminasi mikroba.vaksin kering di rekonstitusi segera
sebelum di gunakan.
Sterililitas. Jika
tidak dinyatakan lain semua vaksin memenuhi syarat sterilitas seperti yang
tertera pada uji sterilisasi, kecuali vaksin bakteri hidup di perbolehkan
pertumbuhan bakteri pembuat vaksin.
Wadah dan penyimpanan. Jika tidak dinyatakan lain vaksin di
simpan pada suhu 20 hingga 80, terlindung dari
cahaya, tidak boleh di bekukan.
Penandaan pada etiket harus juga tertera:
1. Banyaknya ml jumlah dalam wadah, untuk vaksin cair.
2. Dosis dan
3. Daluarsa
Vaksin bakteri
Vaksin bakteri di buat dari biakan galur bakteri yang
sesuai dalam media cair atau padat yang sesuai dan mengandung bakteri hidup
atau inaktif atau komponen imunogenitiknya. Sediaan berupa suspensi dengan
berbagai tingkat opasitas dalam ciran tidak berwarna atau hampir tidak berwarna
atau berupa sediaan beku kering.
vaksin bakteri inaktif mengandung bakteriatau komponen imunogenik yang di inaktifasi dengan cara tertentu sehingga sifat antigenitas di pertahankan.
vaksin bakteri hidup di buat dari galur bakteri dengan virulensi yang telaah di lemahkan dan mampu merangsang pembentukan kekebalan terhadap galur patogen yang sama atau sejenis bakteri yang sifat antigeniknya berhubungan.
vaksin bakteri inaktif mengandung bakteriatau komponen imunogenik yang di inaktifasi dengan cara tertentu sehingga sifat antigenitas di pertahankan.
vaksin bakteri hidup di buat dari galur bakteri dengan virulensi yang telaah di lemahkan dan mampu merangsang pembentukan kekebalan terhadap galur patogen yang sama atau sejenis bakteri yang sifat antigeniknya berhubungan.
Konsentrasi bakteri hidup atau inaktif dari tiap varietas
atau sejenis bakteri di nyatakan opasitasnya dalam unit internasional opasitas,
atau bila sesuai dengan menghitung jumlah sel langsung, atau jika bakteri hidup
dengan angka viabel.
Vaksin virus dan riketsia
Vaksin virus dan rketsia adalah suspensi virus atau
riketsia yang di tumbuhkan dalam telur berembrio, dalam biakan sel atau dalam
jaringan yang sesuai dan mengandung virus atau riketsia hidup atau yang inaktif
atau komponen imunogenetiknya Umumya tersedia dalam bentuk sediaan beku kering.
Vaksin virus hidup umumnya di buat dri virus galur khas
yang virulensinya telah di lemahkan.
Opasitas vaksi virus dapat berbeda tergantung cara pembuatan,
dapat berwarna bila mengandung indikator pH seperti merah fenol.
Toksida Bakteri
Di peroleh dari toksin yang telah dikurangi atau di
hilangkan sifat toksisitasnyahingga mencapai tingkat tidak terdektesi, tanpa
mengurangi sifat imunogenitas, dengan cara tertentu yang dapat mencengah
berubahnya kembali tiksoid menjadi yoksin. Toksin di peroleh dari galur pilihan
mikroorganisme khas yang di tumbuhkan dalam media yang sedapat mungkin bebas
dari senyawa yang di ketahui menyebabkan reaksi toksik, alergi atau yang tidak
di ingginkan pada manusia.Toksoid bakteri dapat berupa cairan atau beku kering.
Bila di jerapmengandung partikel putih atau kelabu yang terdispersi dalam
cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat; partikel seperti ini dapat
membentuk endapan pada dasar wadah.
Vaksin campuran
Adalah campuran dua atau lebih vaksin, Vaksin bila perlu di rekonsitusi,
memenuhi syarat yang dinyatakan dalam monogrtafi.
Pemerian : cairan jenuh atau suspensi dengan berbagai
opelensennya: umumnya putih dalam cairan tidak berwarna atau agak berwarna.
Toksistas abnormal memenuhi syarat uji toksisitas abnormal seperti yang
tertera padd uji reaktifitas secara biologi in-fifo keamanan hayati.
1. VACCINUM BACILLI CALMETTE – GUERIN
CRYODESICCATUM= Vaksin Basil Calmette Guerin Beku Kering
Cara memperoleh
:
Vaksin Basil Calmette- Guerin adalah sediaan
yang
menganduk diperoleh dari galur berasal dari basil Calmette Gueri diketahui
dapat melindungi manusia terhapap tuber colosis.Vaksin beku kering
direkonstitusi dengan cairan steril yang sesuai, segera sebelum
digunakan.Vaksin dibuat dengan sistem lot benih .Galur dipilih dan dipelihara
sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan stabilitas, mempunyai kemampuan
membuat manusia dan marmut peka terhadap tuberkulindan melindungi hewan uji
terhadap tuberkolosis ; serta relatif bebas dari patogenitas terhadap manusia
dan hewan uji . Basil dibiakan dipermukaan media biakan tidak lebih dari 10
hari atau dibiakan didalam media yang sesuai tidak lebih dari 14 hari. Biakan
dipanen dan disuspensikan didalam media cair steril yang dapat mengandung
viabilitas vaksin yang ditetapkan dengan metode perhitungan angka viabel yang
sesuai. Sediaan vaksin dibeku keringkan hingga kandungan air sesuai dengan
stabilitas vaksin.
Pemerian
:
toksisita abnormal, sterilitas, memenuhi syarat yang tertera
Pada vaccina
Identifikasi
: di lakukan secar mikrokopik dengan membuat pewarnaan
Apus atau dengan penampilan koloni khas yang tumbuh
Pada media padat dan dengan uji hayati yang sesuai.
Wadah dan
penyimpanan :
dalam wadah tertutup kedap,
terhindar
Kontaminasi
terutama basil tuberkel
Yang virulen. Bila di
simpan pada kondisi
Seperti
tertera pada etiket, potensi vaksi beku
Kering
diharapkan dapat bertahan selama tidak
Kurang dari 2 tahun. Jika sudah direkonstitusi,
Vaksin harus segera
digunakan, jika ada yang
Tersisa harus dibuang.
2. VACCINUM
CHOLERAE = Vaksin Kolera
Cara
memperoleh
: Vaksin kolera adalah suspensi homogen beberapa galur Vibrio
Cholera
atau galur lain yang sesuai, mengandung tidak kurang
Dari 8.000 juta bakteri per dosis, yang tidak lebih dari 1ml.
Pemerian
:
Toksisitas abnormal, steril, memenuhi syarat yang tertera pada
Vaccina
Identifikasi
:
Dilakukan secara aglutinasi khas. Penetapan potensi, penetapan
Dilakukan dengan membandingkan dosis sediaan uji terhadap
Dosis sediaan baku, masing-masing dapat memberikan
Perlindungan yang sama pada mencit terhadap biakan pilihan
Vibrio
Cholera yang cocok.
3. VACCINUM
DIPHTHERIAE ET TETANI ADSORBATUM = Vaksin Difteri dan Tetanus jerap
Cara Memperoleh : Vaksin Difteri
dan Tetanus jerap di buat dari toksoid formol
Difteri yang mengandung tidak kurang dari 1500 Limes
Flocculationis (Lf) per mg nitrogen protein, toksoid formol tetanus
Tidak kurang dari 1000 limes flocculations (Lf) per mg nitrogen
Protein dan zat pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat,
Aluminium fosfat atau kalsium fosfat ,dalam larutan natrium
Klorida P 0,9% atau larutan isotonik lain. Toksoid formol di buat
Dari toksinyang di hasilkan oleh pertumbuhan Corynebacterium
Diphtheriae dan Clostridium tetani berturut turut dalam media
Yang sesuai.
Pemerian
: Potensi vaksin difteri tidak kurang dari 30 unit per dosis. Potensi
Vaksin tetanus tidak kurang dari 40 unit per dosis.
Syarat lain, memenuhi syarat seperti yang tertera pada vaccina.
Wadah dan
: bila di simpan pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksin di
Harapkan dapat bertahan tidak kurang dari 5 tahun sejak tanggal
potensi ditetapkan.
Penyimpanan
4. VACCINUM
DIPHTHERIAE TETANI ET PERTUSIS ADSORBATUM = Vaksin Diventri, Tetanus dan
Pertusis Jerap = vaksin DTP Jerap
Cara memperoleh : Vaksim di ventri, tetanus dan
pertusis jerap di buat dari
Toksoid diventri yang mengandung tidak kurang dari 1500
Lf per mg nitrogen protein, suspensi Bordetella pertusis
Mati dan zat pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat
Atau aluminium fosfat atau kalsium fosfat, dalam larutan natrium Klorida P
0,9% atau larutan isotonik lain yang sesuai.
Toksoid formol difteri di buat dari toksin yang dihasilkan oleh pertumbuhanCorynebacterium
dipheteriae, dan toksoid formol tetanus di buat dari toksin yang di
hasilkan oleh pertumbuhan Clostridium tetani masing masing
dalam media yang sesuai dengan darah. Suspensi Bordetella pertusis mati
di buat dengan cara satu atau lebih galurBordetella pertusis yang
sesuai di biakkan secara terpisah selama 24 jam sampai 72 jam, menggunakanmedia
biakan cair atau padat yang sesuai dan tidak mengandung darah.
Pemerian
: Potensi Vaksin difteri tidak kurang dari
30 unit per dosis,
Potensi vaksin tetanus tidak kurang dari 40 unit per dosis.
Potensi vaksin pertusis tidak kurang 4 unit per dosis dan batas kesalahan
vidusial terendah tidak kurang dari 2 unit per dosis, dan tidak lebih dari 1
ml.Syarat lain yang memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.
Identifikasi
: Memenuhi aktifitas Khas membentuk antitoksin yang dapat
menetralkanToksin corynebacterium diphteriae dan toksin Clostridium
tetani serta Membentuk zat anti terhadap Bordetella pertussis.
Wadah dan
: Bila disimpan pada kondisi yang
ditentukan,potensi vaksi diharapkan
Penyimpanan
Dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun sejak tanggal potensi
Ditetapkan .
5. VACCINUM HEPATITIS B EXPLASMA HUMANUM
= VAKSIN HEPATITIS B ASAL PLASMA
MANUSIA.
Cara
Memperoleh :
Vaksin hepatitis B asal plasma manusia adalah
sediaan yang mengandung Antigen permukaan hepatitis B ( HbsAg ),
diperoleh dari plasma yang telah Mengalami inaktivasi terhadap virus hepatitis
B dan virus lain yang terdapat dalam darah manusia .
Pemerian
: memenuhi syarat yang tertera pada
Vaccina.
Wadah
dan
: Simpan pada suhu seperti yang tertera
pada etiket.
Penyimpanan
6. VACCINUM MORBILLORUM VIVUM
= Vaksin Campak , Hidup
Cara Memperoleh :
Vaksin Campak hidup adalah sediaan yang mengandung galur
modifikasi yang sesuai dari virus Campak hidup yang dibutuhkan
dalam biakan Sel embrio Ayam atau biakan sel lain yang memenuhi
syarat.vaksin kering yang direkonstitusi dengan cairan seperti yang tertera
pada etiket,dibuat segar sebelum digunakan.Vaksin Campuk tidak boleh mengandung
Zat pengawet anti mikroba.
Pembuatan
berdasarkan system lot benih dari virus bebas neurovirulen. Vaksin berasal dari
tidak lebih 10 subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium dan uji
klinis menunjukkan galur sesuai.
Embrio ayam berasal dari kelompok ayam sehat , bebas dari
leucosis unggas (avian) dan biakan sel tidak
mengandung mikroorganisme asing .
Pemerian
: Vaksin setelah
direkonstitusi memenuhi syarat yang tertera pada Vaccina.
Identifikasi
: Setelah dinetralkan dengan
antiserum virus campak spesifik, vaksin tidak
lagi menginfeksi biakan sel yang peka.
Wadah
dan
: Bila disimpen pada kondisi yang
ditentukan potensi vaksin kering
penyimpan
diharapkan dapat bertahan selama
tidak kurang dari 12 bulan sejak
Penetapan titer virus setelah
direkonstitusi vaksin harus segera digunakan.
7.VACCINUM POLISACCHARIDI MENINGCOCCUS
= Vaksin polisakarida
meningokokus
Cara
memperoleh
: vaksin polisakarida Meningokokus terdiri dari satu
atau lebih Polisakarida murni yang diperoleh dari galur yang sesuai Neisseria
meningitides kelompok A,C,Y,dan W135 yang telah terbukti mampu
menghasilkan Polisakarida yang aman dan dapat menginduksi antibody spesifik
pada manusia. Vaksin kering yang stabil direkonstitusi dengan cairan yang
steril yang sesuai, segera sebelum digunakan. Vaksin dapat mengandung satu type
Polisakarida atau campuran dari beberapa type. Pembuatan vaksin berdasarkan
system lot benih.
Pemerian
: Vaksin kering berbentuk serbuk putih atau pellet.
Identifikasi
: Dilakukan penetapan menggunakan metode imonokimia
yang sesuai.
Wadah
dan
: Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan, potensi
vaksi kering
Penyimpanan
diharapkan bisa bertahan selama 2 tahun.
8.VACCINUM POLIOMEYLITIDIS PER ORALE
= Vaksin Polio Oral,
Hidup
Cara
Memperoleh
: Vaksin Polio Oral,hidup adalah suspense dalam air
dari galur biakan pilihan virus poliomyelitis tipe 1,2 atau 3 hidup yang
dilemahkan, ditumbuhkan dalam biakan sel yang memenuhi syarat sediaan dapat
mengandung 1 tipe vitus atau campuran dari dua atau tiga tipe virus.sediaan
berupa cairan jernih dan steril.
Pemerian
: cairan bersih,tidak berwarna atau kemerah-merahan.
Identifikasi
: Setelah dinetralkan dengan antiserum polio
spesifik,vaksin tidak lagi menginfeksi biakan sel yang peka.
Wadah
dan
: Simpan pada suhu seperti yang tertera pada
etiket ( misalnya -250 ), penyimpanan
meningkat sifat stabilator yang
digunakan. Bila teladicairkan,harus
Pada suhu 20 sampai 80 dan digunakan dalam
6 bulan .bila disimpan pada Suhu yang lebih tinggi , harus segera
digunakan dalam beberapa jam
9.VACCINUM RABIEICUM CRYODESICATUM
= Vaksin Rabies
Cara
memperoleh
: Vaksin rabies adalah suspense galur virus
rabies terolah yang sesuai dan yang ditumbuhkan dalam biakan sel yang memenuhi
syarat dan inaktifasi dengan metode yang sesuai. Vaksin kering yang
direkonstitusi dengan cairan steril yang sesuai , dibuat segera sebelum
digunakan.pembuatan berdasarkan system lot benih dan virus yang digunakan dalam
vaksin berasal dari tidak lebih 5 subkultur dari lot benih yang pada uji
laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur sesuai.
Pemerian
: Vaksin setelah direkonstitusi memenuhi
syarat seperti yang tertera pada vaccine.
Identifikasi
: Jika disuntikan pada hewan yang peka;
merangsang pembentukan antibody rabies.
Wadah
dan
: Bila disimpan pada kondisi yang
ditentukan,potensi vaksin kering penyimpanan
diharapkan dapat bertahan
selama tidak kurang dari 2 tahun.
10.VACCINUM TETANI ADSORBATUM
= Vaksin Tetanus Jerap
Cara
memperoleh :
Vaksin tetanus jerap dibuat dari toksoid formol tetanus yang
mengandung tidak kurang dari 1000 Lf per mg nitrogen
proteir dan pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat, aluminium fosfat.
Atau kalsium fosfat didalam larutan
natrium klorida 0,9% atau larutan isotonic lain yang sesuai dengan
darah.toksoid formol dibuat dari toksin yang dihasilkan oleh pertumbuhan
clostridium tetani dalam media yang sesuai.
Pemerian
: Sterilitas penandaan memenuhi syarat yang
tertera pada vaccine.
Identifikasi
: jika disuntikan pada hewan yang cocok,akan
membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin clostridium
tetani.
Wadah dan
: Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan,potensi vaksin
penyimpanan
diharapkan dapat
bertahan selama tidak kurang dari 5 tahun sejak
Tanggal Potensi
11. VACCINUM TYPHOIDI = Vaksin tifus
Cara
memperoleh
: Vaksin tifus adalah suspensi steril
salmosella typhi mati, mengandung tidak kurang dari 500 juta dan tidak lebih
dari 1000 juta bakteri Salmonella typhi per dosis yang tidak lebih dari 1,0 ml
Vaksin dibuat berdasarkan system lot benih dari galur Salmonella typhi yang
sesuai seperti Ty 2, Vaksin berasal dari tidak lebih 3 subkultur dari lot benih
yang pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur sesuai.Bakteri
dimatikan dengan aseton,formaldehida atau fenol, atau dengan pemanasan suspense
, atau kombinasi dari dua cara terakhir.
Pemerian
: Sterilitas; memenuhi syarat yang tertera
pada Vaccina.
Identifikasi
: Dilakukan secara aglutinasi spesifik.
Wadah
dan
: Jika disimpan pada kondisi yang
ditentukan , potensi vaksin cair penyimpanan
diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun. Bila
Disimpan pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksin kering
Diharapkan dapat bertahan tidak kurang dari 5 tahun